The Oral Cigarettes - Hey Kids! (OST Noragami Aragoto)

Jumat, 07 Oktober 2016

[FANFICTION] “Call My Name!” Chapter 2


Yo! Mimin balik bawa chapter yang kedua nih!! 
ya udah langsung aja di baca ya~~~ 


[FANFICTION] “Call My Name!”





Tittle                                :     Call My Name!
Main Cast                       :     -Lee Nara a.k.a Nara (OC)
                                                -Oh SeHun a.k.a Sehun of EXO
                                                -Lee Sung Joon a.k.a Wei of UP10TION
Other Cast                     :      -Jung Yoon Oh a.k.a Jaehyun of NCT U
                                               -Lee Hongbin a.k.a Hongbin of VIXX
                                               -Song Hyejin a.k.a Hyejin (OC)
Genre                            :      School life, Rommance,
Rating                          :      PG+17
Length                         :      Two Shoot
Author                        :      Fatma Firdausy 

Summary : "Seharusnya aku bukan kau..."



** Call My Name **

Sehun meraih dan menggenggam tangannya erat “Kumohon! Berhenti mengacuhkan ku, kau membuat ku gila, Nara!!”
“Jauh kan tangan mu …”

Pria itu kembali mendekat kan wajah nya, mengunci wanita itu dengan tatapan mata nya.
“Apa yang harus ku lakukan lagi agar kau bisa percaya pada ku? Aku akan melakukan apapun yang kau pinta!! Tapi tolong maaf kan aku!”

Nara mendorong tubuh pria itu pelan “Baiklah!! Kalau begitu coba kau loncat dari atap gedung sekolah ini..!!Apa kau berani?”Nara sedikit menyunggingkan senyuman di bibirnya
Sehun terdiam “Loncat?? tapi kan kita di larang kesana”
“Kenapa? Jika memang kau bersungguh – sungguh, kenapa tidak kau langgar saja? Tidak bisa?  Bagus lah, memang seharusnya kau melupakan masalah ini!!”
Sehun berpikir sejenak lalu melepas kan tangan wanita itu. Dengan cepat wanita itu pun membuka pintu dan keluar dari tempat itu
“Dia pasti tidak akan melakukan nya! dia itu bukan orang yang nekad melakukan hal seperti itu!! Dengan begini mungkin dia tidak akan mengejar ku lagi.. mianhae Sehun-ah! ...” ujar nya sambil terus berjalan

 Tak terasa bel istirahat pun tlah berbunyi. Nara segera pergi menuju kantin untuk mengisi perut nya yang sedari tadi sudah berteriak kelaparan. Kali ini Sehun tidak mengejar nya lagi. Walau sedikit keterlaluan namun ia tau hanya ini cara yang bisa ia lakukan.

“Hei!! Aku dengar ada kakak kelas yang berada di atap..”ujar seorang siswi
“huh? Bukah kan kita di larang ke sana?” jawab teman yang di sebelah nya
“Iya. Seperti nya ia ingin meloncat! Dari tadi dia terus berteriak tidak jelas.. aku hanya dengar kata “Maaf kan aku.. maafkan aku” begitu!!”
“Ayo kita lihat!!” Ujar mereka sambil berlari

Tanpa sengaja Nara mendengar semua perkataan mereka “Heh? Jangan – jangan? Ah tidak mungkin! Pasti bukan dia! Pasti mereka hanya salah dengar”

“Yak!! Nara! Nara! Gawat!!” ujar Wei yang terengah – engah
“Wei? Ada apa? Kenapa kau berlari seperti itu? Apa ada guru yang memanggil ku??”
Wei menggeleng cepat “Tidak! Ayo! Kau harus lihat ini!!”
 “Eh??? Tung—“ namja itu pun segera menarik tangan Nara

Tak lama kemudian mereka pun tiba di lapangan sekolah, di sana terlihat sudah banyak siswa dan siswi yang berkumpul.
“Oi! Sedang apa kau! Cepat turun!” Teriak seseorang
Nara mendongak, ia menyipit kan mata nya seraya memastikan siapa orang yang tengah berdiri di ujung bangunan itu.
“SEHUNN?!” Ucap nya tak percaya
“Pabboya! Mau apa dia di sana??”

“Lee Nara! Aku benar – benar minta maaf! Aku akan lakukan apa pun yang kau minta. Bahkan jika kau ingin aku melompat dari atas sini akan aku lakukan! jadi tolong maaf kan aku!! Maafkan aku!!”teriak nya

Tanpa pikir panjang Nara pun segera berlari menuju atap “Pabbo! Pabbo! Sehun Pabbo! Apa dia sudah benar – benar gila??”
“Ku kira dia tidak akan melakukan itu.. tapi kenapa??”
Akhir nya ia pun sampai di atas. Nafas nya terdengar tidak teratur.
“Yakkk! Pabboya!”teriak nya
Sehun menoleh “Nara?”
“Apa yang kau lakukan eoh? Kau bodoh ya? Jika kau melompat, aku yang akan dapat masalah!” ujar nya terengah - engah
“Tapi aku hanya melakukan apa yang kau su—“
“Pabbo! Pabbo ! Pabbo! Kau ini benar – benar bodoh ya? Kalau kau mati siapa yang akan bertanggung jawab?” ujar nya
“Ke.. kemarin aku berkata begitu agar ka—“

Nara membulat kan mata nya ketika namja itu sudah memeluk nya erat “Aku tau.. aku tau Nara-ah! Kau masih peduli pada ku!”

Wanita itu memberontak “Yak! Kenapa kau memeluk ku? Lepas kan!!”
“Tidak akan!! Aku akan terus memeluk mu sampai kau mau memaaf kan ku Nara-ah! Aku tidak akan melepas kan mu lagi! Tidak akan pernah!!”
“Dasar keras kepala!!”
“Aku memang keras kepala! Karna aku tidak tahan kau perlakukan seperti itu! Aku tidak bisa menerima nya..”
“Hufft~~ Baiklah aku akan memaaf kan mu”

Sehun melepaskan pelukan nya, menatap wanita itu dengan tatapan berbinar “Benarkah??”
“Mungkin..”
“Heh?? Jahat nya! Kalau begitu aku akan melompat saja lah..”
“Eh? Eh? Jangan, aku hanya bercanda.. iya iya aku memaaf kan mu” Ujar wanita itu sambil tersenyum
“YESSSS!! Gomawo Nara!!” Sehun segera mengangkat tubuh Nara sambil sesekali berputar
“Yak pabbo! Turunkan aku!!”

Namun di sisi lain, terlihat seorang wanita tengah mengintip dari balik pintu atap. Mata nya terlihat penuh dengan kebencian “Tidak akan lama! Aku akan membuat mu menyesal telah meninggal kan ku Oh Sehun! Aku akan menyingkirkan siapa saja yang menghalangi ku untuk mendapatkan mu!!


~Beberapa minggu kemudian~

“Ayo buka mulut mu! Aaaa~”Ujar Sehun sambil menyodor kan sandwich di tangannya
“Tidak mau. Aku bukan anak kecil tau”Ujar nya sambil menutup mulut
“Ayolah!!”ucap nya memelas
Wei hanya tersenyum menatap kedua orang yang berada di hadapan nya itu.
“Mungkin aku memang tak akan pernah bisa seperti nya..”Wei menatap Sehun sesaat
“Wei-shi? Kenapa bekal mu tidak di makan?”
“Ah iya? seperti nya aku tidak lapar.. kalau begitu aku permisi dulu..”
“Eh? Kau mau kemana?” Ucap Nara
“huh? Itu.. itu.. aku ingin.. oh iya aku ada pertemuan klub, tadi kapten menghubungi ku”
“Saat istirahat??”
“I..iya, kata nya ini penting. Hhee” ucap Wei sambil menggaruk kepala belakang nya
“Baiklah! Semangat ya!!” teriak Sehun

Nara menatap Wei yang sudah berjalan menjauh “Tidak biasa nya dia seperti itu..”gumamnya
Jam istirahat pun akhir nya tiba. Pelajaran olahraga pun sebentar lagi di mulai, semua siswa dan siswi kelas 2C segera mengganti pakaian mereka di ruangan yang telah di siapkan. Kini hanya ada Nara dan seorang teman nya yang berada di sana, mereka sedikit terlambat karna harus menyelesai kan tugas dari guru di pelajaran sebelum nya.

“Ah sial aku terlambat!!”Ujar Nara sambil berlari keluar ruang ganti
“Eh! Lee Nara, tunggu!!”Teriak seseorang
“Park Seongsaengnim? Ada apa saengnim?”
“Bisa tolong bantu ibu membawa kan ini ke laboraturium? Ibu masih harus mencari sesuatu di gudang..”Ujar nya
“Ba..baiklah! Sini biar saya bawakan”Nara mengambil sebuah kerdus kecil yang berada pada orang tersebut
“Gomawo! Kalau begitu ibu pergi dulu..”

Wanita itu akhirnya segera membawa kerdus itu menuju laboraturium sekolah yang terletak di lantai 2 sekolah.

“Kenapa berat sekali sih? Apa sih isi nya?”

@Lapangan

“Hera-shi? Apa kau melihat Nara??”Ujar Wei pada wanita yang berdiri di depan nya
“Nara? Ohh tadi Park seongsaengnim menyuruh nya menaruh sesuatu ke laboraturium..”
“Begitu ya? Baiklah, gomawo”Ucap nya sedikit membungkuk

Wei menyentuh dada nya sambil menatap ke arah jendela laboraturium
“Kenapa perasaan ku jadi tidak enak begini ya? Seperti nya aku harus menyusul nya..”

Disisi lain,

“Akhirnya sampai juga! Lengan ku sudah sakit..”ujar nya sambil menaruh kardus itu dipojok ruangan

Prang~

“Sial aku menjatuh kan nya!!” gumam seseorang

Nara tersentak “A..ada orang disini??”
Namun tak seorang pun  di lihat oleh nya, wanita itu juga nampak nya tak terlalu memikir kan suara itu, ia bergegas keluar dari ruangan itu.

“Eh? Ada apa ini? Kenapa pintu nya tidak mau terbuka?”

Nara mengedor pintu itu kasar “Yakk! Siapa yang mengunci nya? cepat buka!!”
“Sial!! Jika aku menemukan orang nya akan ku hajar dia!!”

Sementara itu, Seperti nya benda yang jatuh itu adalah botol berisikan cairan spiritus yang di gunakan berada di rak laboraturium. Air mulai berpencar, hingga tanpa sadar air itu mulai mengenai sebuah paralel listrik yang berada dilantai. Saat itu pula percikan api mulai muncul dan menjalar melalui cairan tersebut.

“Eh? Asap?” ucap nya terkejut

Tak butuh waktu lama, api itu pun semakin membesar. Alarm kebakaran yang berada di sekolahan pun ikut berbunyi. Semua penghuni sekolah dengan cepat keluar dari ruangan nya masing – masing untuk memastikan.

“Ada apa ini?”
“Kebakaran?”
“Tenang – tenang jangan ribut!! Bapak akan segera memeriksanya!!” Ujar pria paruh baya itu

Disisi lain, Nara masih terus berusaha keluar dari tempat itu.
“A..api??”

Tiba – tiba saja wanita itu terdiam ketika api di hadapan nya semakin membesar. Tubuh nya seakan terpaku di tempat itu, ia sama sekali tak bisa menggerakan tubuh nya. Nafas nya tiba – tiba saja terdengar tak beraturan. Ia seperti sedang tercekik. Jantung nya terus berdegup dengan kencang nya.
Ia jatuh terduduk sambil memegangi dada nya yang terasa sesak.

“Tidakk! Aku tidak mau melihat ini lagi!! Eomma! Appa! Tolong…”Gumam nya
Wei akhirnya sampai di anak tangga terakhir di lantai 2. Ia melihat kepulan asap yang keluar dari ruang laboraturium sekolah. Dengan cepat ia menendang pintu ruangan itu dan sudah mendapati Nara tengah terdiam di sana. Tanpa buang waktu, ia segera menerobos api dan masuk ke dalam ruangan itu.

“Nara! Kau tidak apa – apa kan??”
“Ti..tidak!! Eomma.. appa.. aku takut..”rintihnya pelan
“Nara!! Ayo cepat!!

Wanita itu tetap diam. Pria itu membantu nya berdiri.

“Kau kenapa? Kita harus segera keluar sebelum api nya semakin membesar!” Wei menarik tangan Nara
Namun terlambat. Api kini sudah benar – benar menutup pintu ruangan. Wei beralih menatap jendela ruangan. Ia segera membuka jendela tersebut .
“Ayo Nara cepat melompat kebatang pohon itu!!”Suruh nya
“Ta..tapi..”
“Tidak apa – apa, aku akan memegangi mu!”

Nara mengangguk. Mereka pun perlahan keluar. Wanita itu menggenggam tangan Wei  erat.“Jangan melihat kebawah, jika kau takut ketinggian!”

Kretek~

Wei menatap batang kayu yang di pijak nya “Oh shit!!”
Pria itu segera menarik tangan Nara dan memeluk nya erat. Di saat itu pula kayu yang di pijak mereka patah.  Wei memutar posisi tubuh nya ke bawah untuk melindungi Nara.

Srakk..
brug...
Srakk..
Bugh!

“Arghh~ Pu..punggungku..”

Mereka akhirnya berhasil mendarat di sebuah semak – semak yang berada di sekitar pohon. Nara membuka mata nya dan mendapati pria itu kini berada di bawah nya. Wanita itu segera bangkit.

“uhukk.. uhukk.. Ka..kau tidak apa – apa kan??”tanya nya sedikit terbatuk
“Harus nya kau memikir kan diri mu dulu! Lihat tangan dan pipi mu berdarah!! Astaga, Ada darah di mulut mu!!”

Perlahan Pria itu bangkit sambil mengusap darah yang ada di mulut nya  “Ah ini? Tadi aku tidak sengaja menggigit bibir ku saat terjatuh.. tidak usah khawatir”
“Nara! Lihat kaki mu berdarah!” pekik Wei
“Yakk! Berhenti memikirkan orang lain!! Aku akan memanggil seongsaengnim kesini..”
“Ti..tidak usah! aku..aku baik – baik saja!”

Tiba – tiba beberapa orang dewasa datang menghampiri mereka
“Kalian tidak apa – apa?”Tanya seorang pria paruh baya
“Saengnim! Kita harus bawa dia kerumah sakit! cepat!!”
“eh? Rumah sakit??” Wei menatap Nara
“Tidak usah saengnim! Ke unit kesehatan sekolah saja! Aku tidak perlu di bawa kerumah sakit!!” ujarnya lagi
“Kenapa? Kau harus di periksa di sana!!”
“Tolong saengnim.. aku tidak ingin ke tempat itu!”

Pria paruh baya itu menatap murid nya itu sesaat dan mengangguk pelan “Baiklah! Akan bapak suruh dokter nya kesini”
“Gomawo saengnim”

Di tempat lain,
Sehun segera berlari keluar kamar mandi.
“Aku dengar ada seorang siswi yang terjebak di sana..”
“Tapi, aku juga melihat seorang siswa berlari kearah laboraturium..”lanjut nya
“Siapa yang terjebak??lalu mereka bagaimana sekarang”
“Kudengar mereka dari kelas 2-C”timpal yang lain nya
“Tadi aku bertanya pada ketua osis, katanya kereka sudah di bawa ke unit kesehatan sekolah..”
“oh ya, kalau tidak salah, nama salah satu dari mereka itu..hmm Lee Nara!!” lanjut nya
“Bukan nya dia adik Hongbin? Kapten tim basket itu kan??”

Sehun berhenti sejenak dan berdiri di antara mereka
“Siapa kau bilang tadi??”
“Eh? Sehun??”ujar salah satu nya terkejut
“Ku tanya siapa tadi nama nya??”
“Lee Nara”

Setelah mendengar nama itu Sehun segera berlari. Tentu saja untuk menemui sahabat nya itu.
pria itu membelah barisan para siswa yang tengah berkumpul di beberapa lorong sekolah. Suara sirine pemadam kebakaran juga mulai terdengar.

“Oi! Jangan berlari di lorong”
“Kau punya mata tidak sih?”bentak orang yang baru saja di tabrak oleh nya
namun lagi – lagi ia tidak peduli dengan sekitar nya. hingga akhir nya ia tiba di unit kesehatan sekolah.
“Nara!!”
“Nara!!!” panggil nya lagi sambil berlari menghampiri wanita yang tengah duduk di salah satu kasur , dikasur sebelah nya terlihat juga Wei yang tengah di periksa oleh seorang dokter.
“Kau.. kau tidak apa – apa kan??”Tanya Sehun khawatir
“Iya. tapi, karna ku dia jadi begini”Nara menatap Wei di sebelah nya
“Sudah ku bilang kan ini bukan salah mu!! aku baik – baik saja”Jawab Wei

Sehun memeluk Nara dari arah samping “Mianhae.. seharusnya aku ada di sana untuk menolong mu.. maafkan aku..”
Wei menatap nya sesaat lalu kembali memegang tangan kanan nya yang kini telah di sanggah oleh kain. Dia mendapat beberapa luka di beberapa bagian tubuh nya, dan terkilir di lengan kanan nya.

“Aku tidak peduli! Asal bisa melindungi seseorang yang aku cintai, aku rela terluka…”gumamnya sambil tersenyum tipis
“Sudah jangan di pikirkan lagi! Sekarang aku ada di sini, aku tidak akan membiarkan mu begini lagi..”
“Ah iya.. Wei gomawo nde!” ujar Sehun sambil melepas pelukan nya

Brakk~

Semua orang yang berada di UKS pun secara serempak menatap ke arah pintu.
“Nara!! Kau tidak apa – apa kan!!” Ujar seseorang sambil memegang kedua pipi wanita itu
“Apa kau terluka?Apa ada yang sakit?? cepat beritahu oppa!!”Ucap nya
Nara melepaskan tangan itu dari pipi nya, lalu menggeleng pelan
“Tidak apa – apa, hanya sedikit tergores!!” ia tersenyum tipis
“Ah Mianhae! Harus nya oppa selalu mengawasi mu, oppa merasa gagal menjadi kakak yang baik untuk mu..”
“Tidak. Kau tak perlu selalu mengawasi ku oppa, aku sudah dewasa.. aku akan lebih berhati – hati nanti, tidak usah di pikirkan..”

~Beberapa hari kemudian~

Nara mengeratkan jaket yang ia kenakan “Ah kalau bukan karena oppa yang meminta, aku tidak akan datang..”
“Eeehh?? Kenapa memang? Kau tidak suka memang nya??”tanya orang di sebelah nya
Wanita itu menggeleng “Bukan nya begitu, aku hanya tidak suka dengan keramaian”
“Kau belum berubah juga ternyata Nara-ah!”

Mereka pun akhir nya tiba di sebuah bangunan besar yang terletak di pusat kota Busan. Hari ini adalah hari pertama babak penyisihan untuk kejuaran Basket tingkat Nasional, dan kakak nya adalah tim inti sekaligus kapten di klub basket sekolah yang akan bertanding hari ini. Orang – orang nampak nya juga sudah mulai memasuki gedung olahraga. Mulai dari anak muda hingga orang dewasa berkumpul menjadi satu untuk menyaksikan pertandingan hari ini.
Mereka akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan beberapa sporter klub basket sekolah nya. Wanita itu menatap lapangan basket yang ada di bawah nya “Oppa belum keluar ya?”
Akhirnya acara pembukaan pun dimulai, seluruh tim berbaris sejajar sesuai asal sekolah mereka.
Satu jam kemudian, babak penyisihan pun di mulai. Gedung olahraga ini terdiri dari dua lapangan basket. Suara riuh penonton terdengar memenuhi gedung ini.

“Nah itu dia!!!” Ujar Sehun sambil menunjuk tim yang baru memasuki lapangan
“Oppa!! Jangan sampai kalah loh!!!”Teriak Nara sambil melambaikan tangan
Namja itu pun menoleh dan membalas lambaian tangan nya dengan menunjukan jempol dan giggles nya seraya ia tengah mengatakan “Tentu saja! Aku akan menang!!”

Pluit pun sudah berbunyi pertanda jika pertandingan sudah di mulai.
“Wahh~ tepat waktu ternyata”

Nara menoleh kearah sumber suara tersebut “Wei?”
“Ehh? Nara? Sehun? Kalian ada di sini juga rupa nya..”Ujar nya sambil menatap kedua orang yang berdiri di hadapannya.
“Tentu saja! Aku ingin melihat Hongbin hyung bermain!!”ucap Sehun bersemangat

Wei menatap ke arah lapangan, terlihat sedikit rasa sedih dari sorot kedua mata nya. Senyuman tipis tetap terukir di bibirnya. Wei adalah salah satu anggota klub basket sama dengan Hongbin, tentu saja di juga termasuk ke dalam tim walaupun hanya sebagai pemain cadangan. Tapi walau seperti itu terkadang ia selalu di mainkan dari awal pertandingan. Namun, seperti nya tahun ini ia tak bisa mengikuti pertandingan Interhigh karna cidera di tangan yang di alami nya beberapa hari yang lalu. Pelatih menyuruh nya untuk beristirahat selama sebulan penuh untuk proses pemulihan nya.

“Nice shoot Kapten!!”teriak Wei
“wah~~ Hongbin hyung memang hebat!!”

Nara menatap para pemain yang berada di lapangan  “Maaf, Wei-ah. Ini semua salah ku..”
Wei menoleh dan menatap Nara bingung “Eh? Kau bilang apa tadi Nara-ah??”
“Kau pasti sudah berkerja keras untuk mengikuti pertandingan ini..”
“Jika saja waktu itu kau tak datang menolong ku, pasti kau—”
“Kau bicara apa sih? Ini bukan salah mu kok”Ucap nya tersenyum
“Tapi..”
“Aku melakukan itu karna kemauan ku sendiri dan aku sama sekali tidak menyesali perbuatan ku itu, aku tak mungkin membiarkan orang yang ku cintai dalam bahaya..”
“Kau tak perlu khawatir, masih ada tahun depan kan”lanjut nya tersenyum manis

Tak terasa waktu pun cepat berlalu, kini waktu menunjukan pukul 19:00 KST. Pertandingan terakhir pun sudah selesai beberapa menit yang lalu. Babak penyisihan akan di selenggarakan selama beberapa hari ini.
Nara dan yang lain nya ikut menunggu klub basket sekolahnya keluar. Sesaat kemudian akhirnya merekap pun keluar.

“Hyuungg!!”Panggil Sehun
“Wah ternyata kau masih di sini ya??” Ucap Hongbin
“Tentu saja Hyung! Aku tidak mau melewatkan pertandingan mu!! Kalian tadi keren sekali!!” Ujar Sehun dengan mata berbinar
“Selamat ya kapten! Kalian maju ke babak berikut nya!! semoga kalian bisa menang!!”
“Eh? Wei-ah? Kau juga ada di sini rupanya? Bagaimana tangan mu? masih terasa sakit?” Tanya nya
Wei menggeleng pelan “Aku sudah merasa lebih baik, kapten!!”
“Saat di luar latihan atau pertandingan, kau tak perlu memanggil ku kapten”Suruh Hongbin
“Ah baiklah, sunbae”

“Oh iya Wei-ah kau seperti nya sudah akrab sekali dengan sehun dan adik ku, setau ku Sehun dan kau itu berbeda kelas..”
“Dan adik ku itu tidak mudah bergaul. Jika dengan Sehun aku sudah biasa melihat nya. Tapi kau berhasil akrab dengan nya, Kau hebat! Aku seperti melihat sepasang kekasih saja!”ujar nya sedikit terkekeh

“Dia itu memang pacar ku oppa..”Ucap Nara sambil memainkan ponsel nya
Hongbin, Wei dan Sehun secara serempak menatap Nara. Wanita itu kembali memasukan ponsel ke saku jaket nya dan memandangi ketiga orang di depannya bingung.

“Ada apa?”
“Ka..kau bilang apa tadi??”tanya Hongbin
“Kami berpacaran, kenapa memang??” Jawab Nara santai
“Be..Benarkah??”
“Wah~ akhirnya adik kecil ku sudah menjadi wanita sejati!! Oppa bahagia mendengar nya” seru Hongbin dengan mata berkaca – kaca

Nara menatap nya tajam “Kau pikir selama ini adik mu itu apa oppa??!”
“Hahaa.. sudah lah, kalau begitu ayo Sehun kita pulang duluan saja!!” Ujar Hongbin sambil mendorong – dorong tubuh Sehun
Sehun menoleh ke belakang sesaat, menatap kedua orang itu dari kejauhan “Jadi begitu ya..”gumam nya dalam hati
Sementara itu, Wei masih menatap Nara dengan tatapan bingung. Ia tak menyangka jika ucapan itu keluar dari mulut wanita itu.

“Ada apa? Kenapa memandangi ku seperti itu?? Kau tidak senang ya?”
“Eh? Tidak tidak, bukan nya begitu.. tapi mendadak sekali..”
“Maaf aku menjawab nya terlalu lama, tapi sekarang aku sudah menentuka pilihan nya..” Nara tersenyum tipis
Wei menatap kedua mata wanita itu lekat “Kau tidak terpaksa kan? Aku tidak ingin membuat mu menderita karna hubungan ini, jika kau menerima ku karna kasihan atau semacam nya sebaik nya kau tidak usah menerima nya.. aku tidak ingin melihat mu sed—“

“Bukan! Aku memilih mu bukan karna aku kasihan atau apa pun itu!! Aku mengatakan nya dari hati!!”Ucap Nara mencium pipi Wei sekilas lalu berlari pergi
Wei membulat kan mata nya, ia mengusap pipi kanan nya “Eh? Apa aku sedang bermimpi indah sekarang??”
Kemudian pria itu mencubit pipi nya sendiri dengan keras “Aaw! Sakit..”

“Jadi ini bukan mimpi??”

Mereka pun memutus kan untuk menaiki bus menuju rumah. Untung saja bus tidak terlalu ramai saat ini jadi mereka bisa duduk. Beberapa halte pemberhentian pun sudah di lewati, Wei juga sudah turun di halte sebelum nya. Kini tinggal 2 halte lagi untuk mereka. Namun, tiba – tiba Sehun berdiri.
“Kau mau kemana?”Tanya Hongbin
“Aku mau turun di sini saja hyung..”jawab nya
“Loh?? Bukan nya kau juga turun di halte yang sama dengan kami?”
“Anu hyung.. aku ingin membeli sesuatu dulu untuk eomma…”
“Kalau begitu aku duluan..”Sehun pun turun dari bis

Nara menatap nya dari atas bus sebelum bus itu kembali melaju “Tumben sekali..”
Di halte berikutnya mereka pun turun. Dari sana mereka masih harus berjalan beberapa meter lagi untuk mencapai kediaman mereka.

“Apa benar kau dengan Wei berpacaran, Nara?”
Nara menoleh “Iya. Kenapa memang? Kau seperti nya tidak percaya padaku..”
“Tidak, bukannya begitu..”
“Oppa hanya tidak menyangka saat mendengar nya. Akhir nya adik kecil oppa sudah tumbuh semakin dewasa dan sekarang kau benar – benar sudah menjadi seorang perempuan..hhee”Ujar nya sambil terkekeh
“Yak Oppa!! Jadi kau pikir adik mu selama ini apa? Namja?” Dengus nya kesal
“Hahhaa.. Jika memang kau serius mencintai Wei ya oppa setuju saja. Lagi pula Wei itu anak yang baik, pekerja keras dan tak kalah tampan dari oppa..””
“Tapi jika dia berani menyakiti mu! Tak akan ku maaf kan dia”Lanjut nya
“Tenang saja, Wei bukan orang yang seperti itu.. Aku percaya pada nya”Ujarnya tersenyum

“Semoga pilihan ku ini tepat..”batinnya

Akhirnya mereka pun sampai. Namun nampak nya sebuah mobil putih mewah sudah terparkir di halaman rumahnya, mobil nya nampak asing bagi Hongbin. Tanpa pikir panjang mereka segera masuk.

“Wah kalian sudah pulang ya?” Ujar wanita paruh baya yang duduk di salah satu sofa
“Nara! Hongbin! Cepat duduk disini”Suruh Pria paruh baya yang duduk di sebelah wanita itu
“Abeoji? Ada apa??”Tanya Hongbin penasaran
“Hongbin mungkin belum tau, tapi Nara.. waktu itu appa sudah memberitahu mu bukan??”

Hongbin menatap kedua pria di hadapan nya bingung “He? Ada apa ini sebenarnya?”
“Dia adalah teman baik Appa dan yang di sebelah itu anak nya..”
“Kami sudah sepakat untuk menikahkan Nara dan dia nanti, tapi sebelum itu kami akan menyelenggarakan pesta pertunangan untuk mereka..”
“Annyeong~ Jaehyun imnida. Mulai sekaramg kita akan sering bertemu, hyung”Seru pria itu sambil sedikit membungkukan badannya
“Huh? Pertunangan? Menikah? Kenapa aku baru di beritahu sekarang?!”
“Nara, kami akan mempercepat pertunangan kalian. 2 minggu dari sekarang…”

Nara membulatkan mata nya “Aku sudah pernah bilang kan appa? Aku ingin memilih laki – laki yang akan ku nikahi kelak..”
“Lagipula aku belum bilang jika aku setuju dengan perjodohan ini. Mianhae appa, aku tidak bisa..”Lanjut nya
“Tidak bisa!! Keputusan Appa sudah bulat!! Bagaimana pun kalian harus tetap menikah!!”Ujar pria itu dengan nada sedikit tinggi
“Pokok nya aku tidak mau!!”Teriak nya sambil berlari kearah kamar, Hongbin pun dengan cepat mengejar nya

Jaehyun tersenyum sekilas “Kau pikir aku akan menyerah begitu saja?? Tidak!! Aku pasti akan dapatkan apa yang aku mau. Tunggu saja…”
Berulang kali Hongbin mengetuk pintu kamar Nara, namun wanita itu tetap tidak membukanya.
“Nara!! Buka pintu nya!! Biarkan oppa masuk!!”
“TIDAK!! JANGAN GANGGU AKU!!”Teriak nya dari dalam

Hongbin menghela nafas berat. Wanita itu termasuk orang yang keras kepala, jika sudah seperti ini maka tak ada yang bisa ia lakukan lagi. Namun tak bisa di pungkiri jika ia sangat mengkhawatirkan keadaannya saat ini. Sikap nya mungkin akan berubah beberapa hari kedepan, dia pasti tidak akan berbicara pada siapa pun, mengacuh kan semua orang yang mengajak nya bicara, tak mau makan dan hanya mengurung diri di kamar. Hongbin sebenarnya juga tidak setuju dengan perjodohan ini, dia bahkan baru pertama kali bertemu dengan Jaehyun dan belum mengenal sifat asli pria itu. Tapi entah kenapa, hati nya merasa jika pria itu bukan lah pria yang baik untuk Nara.

Tanpa terasa malam pun tlah menjelang. Malam itu terdengar suara petir yang menggelengar dari arah langit. Angin bertiup sangat kencang di sertai dengan guyuran air hujan yang lumayan lebat. Kini jam menunjukkan sekitar pukul 23:50 KST. Nara terus memutar posisi tubuh nya.

“Kau harus lari Nara! Lari dan cari kakak mu!!”
“Tidak eomma! Aku ingin bersama eomma dan appa!!”
“Jadilah anak yang baik dan patuhi ucapan eomma.. kau harus pergi!!”
“EOMMA!!”
“APPA!!”

Nara tersentak. Ia membuka kedua matanya. Keringat perlahan mulai keluar dan membasahi pelipis nya. Nafas nya sedikit terengah – engah. Di luar hujan nampak nya belum juga berhenti. Nara menyibak selimut nya dan segera berjalam keluar kamar.

Tokk..
Tok..

“Oppa..!! Oppa..!!

Beberapa saat kemudian terlihat seorang pria berdiri di bali pintu. Ia mengusap kedua mata nya sambil sedikit menguap.
“Nara? Ada apa?”
“A..aku tidak bisa tidur..”

Pria itu menatap nya sesaat “Ya sudah, tidur lah di kamar oppa..”Ujar nya sambil membawanya masuk
Hongbin duduk di pinggir ranjang sambil mengelus pelan rambut nya. Ia menyelimuti tubuh wanita itu dengan selimut milik nya.

“Ada apa? Kau bermimpi buruk??”
Nara mengangguk pelan “Aku memimpikan eomma dan appa..”
Hongbin mengecup dahi wanita itu lembut “Sudah tidak perlu dipikirkan, ada oppa disini. Tidurlah lagi”
“Tapi kau tidak boleh kemana – mana ya..”Ujar nya sambil memeluk lengan Hongbin
Pria itu mengangguk “Tidak, oppa tidak akan kemana – mana. Oppa akan selalu bersama mu!!”

Keesokkan harinya, Pukul 14:00KST.
Terdengar suara decitan sepatu dan pantulan bola di dalam ruangan itu. Beberapa pria terlihat tengah berlari ke sana kemari sambil sesekali mengoper dan menembakkan bola ke arah ring.
“Yosh! Kita istirahat dulu 10 menit!!”Teriak Hongbin
“Oke kapten!!”Sahut mereka serempak

Hongbin meraih sebotol air mineral dan menengguk nya cepat. Keringat terlihat meluncur bebas dari kulit nya. Hongbin menyeka keringat nya menggunakan sebuah handuk kecil berwarna biru yang di pegangnya.
“Kapten aku ingin bicara sebentar, boleh?”

Hongbin mengangguk pelan, ia kembali menutup botol air mineral itu dan meletakkan nya kembali ke tempat semula “Bicara apa??”
“Anu.. ini tentang Nara”
“Nara? Ada apa? Terjadi sesuatu kah??”

Wei menggeleng “Tidak, aku hanya ingin menanyakan sesuatu..”
“Soal apa?”

Wei menghela nafas pelan “Kau tau kan Nara itu wanita yang pemberani, tapi kenapa saat kebakaran itu dia tidak mencoba keluar sebelum api nya membesar? Padahal saat aku datang api nya belum terlalu besar, dia bisa saja berlari keluar saat itu…”
“Maaf sudah bertanya seperti ini, aku hanya ingin tau yang sebenar nya kapten..”
“Sudah ku duga, ternyata dia belum sepenuh nya melupakan itu..”ucap Hongbin
“Heh? Melupakan apa?”Tanya Wei bingung
“Sebenarnya….”

10 tahun yang lalu~

Ku memainkan bola basket di tangan ku sambil terus berjalan menyusuri jalan. Hari ini adalah hari spesial bagi ku. Yap! Hari ini hari ulang tahun ku dan appa berjanji akan mengajak ku dan yang lain pergi ke taman bermain yang baru di buka beberapa minggu yang lalu.Ingin rasanya aku cepat sampai di rumah. Sebelum itu tak lupa juga aku membawa beberapa soft cake kesukaan nya, strowbery soft cake. Adikku sangat menyukai makanan itu. Aku tersenyum sambil menatap bingkisan yang ku bawa “Kita akan bersenang – senang hari ini, Nara!”
Namun, setelah beberapa meter. Aku mendengar suara riuh disertai suara sirine yang berasal dari ujung jalan rumah ku. Beberapa orang juga terlihat berlarian ke arah sana. Tentu saja aku dengan cepat mengikuti mereka.

Ku bulatkan mata ku ketika menatap kepulan asap yang keluar dari bangunan di hadapan ku. Semua nya terbakar. Rumah ku…terbakar.
Tanpa pikir panjang, aku segera berlari menerobos garis polisi dan mencari keluarga ku.

“Eomma!! Appa!! Nara!!”

Aku terus berteriak hingga tanpa sadar air mata sudah membasahi kedua pipi ku. Tak lama kemudian aku menatap beberapa perawat tengah mendorong sesuatu. Tunggu! Aku kenal siapa yang sedang di bawa oleh mereka.

“Nara! Nara!!”Panggil ku
“Kau kenal dengan nya??”ujar seorang perawat
“Dia adik ku..”
“Dia kenapa? Mau kalian bawa kemana dia??”
“Kami harus membawa nya kerumah sakit, dia butuh perawatan di sana”
“Aku ikut..”Ujar ku masuk ke dalam mobil itu. Ku genggam erat tangan nya sambil terus memanggil nama nya, berharap dia akan membuka mata nya.

Hari yang ku anggap spesial, kini berubah menjadi hari yang paling aku benci. Semua harta berharga ku hilang…   

BACK*

“Ia koma selama sebulan, saat itu ku pikir akan benar – benar kehilangan dia.. Namun aku bersyukur kejadian itu tak pernah terjadi..”
“Sejak saat itu, aku berjanji pada diriku sendiri. Jika aku akan selalu melindungi nya apapun yang terjadi.. dia adalah satu – satu nya harta berharga yang aku miliki saat ini dan akan selalu seperti itu..”
“Lalu kedua orang yang tinggal bersama kalian siapa?”tanya Wei penasaran
“Oh mereka. Mereka adalah orang tua angkat kami.. kami di adopsi setahun setelah kejadian itu dan kami resmi menjadi bagian dari keluarga Lee. Mereka sangat baik, ya walau Appa terkadang sedikit keras pada kami”Ujar Hongbin sambil meletakan Handuk kecil itu di atas botol
“Ah ya, asal kau tau. Nara itu sebenar nya anak yang manja dan ceria. Saat kecil ia selalu mengikuti ku kemana pun. Tapi sejak kejadian itu dia menjadi sedikit berubah, dia jadi sedikit keras kepala  dan pemarah. Jadi, kau harus sabar dengan sikap nya ..”

Hongbin menatap jam dinding yang terpasang di ruangan “Apa masih ada yang ingin kau tanyakan?”
“Tidak kapten, sudah. Gomawo”Wei membungkukan badanya
“Baiklah!! Ayo semua berkumpul! Kita mulai lagi latihannya!!”Teriak namja itu

Beberapa jam pun tlah berlalu, Wei berkali – kali berlarian sambil memasukan bola basket itu ke arah ring begitu pula dengan yang lain nya.

“Wei-ah!! Ada seseorang mencari mu di luar”

Wei berhenti, ia membawa bola itu bersamanya. Ia berlari kecil mendekati orang yang memanggil nya tersebut “Siapa sunbae??”
P
ria itu menaikan bahu nya “Entah, aku tidak kenal wanita itu..”
“Hmm baiklah.. kalau begitu aku izin keluar sebentar”

Wei menaruh bola basket yang di pegang nya ke lantai lalu segera keluar menemui orang tersebut. Wei menepuk pundak wanita berambut pendek di hadapannya, ia pun menoleh.
“Kyunghi-ah? Ada apa?”Tanya Wei bingung
“Aa..anu.. aku membawa kan ini! Kau pasti lapar kan setelah berlatih..”ujar nya sambil menunjukkan kotak bekal di tangan nya
“Untukku?”
Wanita itu mengangguk “Aku membuat nya khusus untuk mu, aku harap kau menyukai nya”
“Begitu ya? Ah gomawo nde!!”Wei meraih kotak bekal itu
“Wei! Aku ingin bertanya sesuatu padamu, boleh kan?”
Pria itu menaikan sebelah alisnya “Bertanya tentang apa?”

Kyunghi meraih tangan kanan Wei. Pria itu tersentak “Eh?”

Disisi lain, Nara membawa beberapa buku – buku di tangannya. Ia menghela nafas panjang. Hari ini dia harus rela pulang terlambat karna harus mengikuti pelajaran tambahan dari Lee seongsaengnim, guru Sejarah. Pelajaran yang sangat membosankan baginya. Sekolah terasa sunyi saat ini, tentu saja karna pelajaran sudah berakhir beberapa jam yang lalu dan semua murid pasti sudah pulang ke rumah nya masing – masing.  

Namun, tak lama kemudian ia terhenti “Loh? Bukan kah itu Wei? Sedang apa dia? Dan siapa wanita itu? Jangan – jangan..”
Nara pun memutuskan untuk berjalan mendekati mereka. Ia bersembunyi di balik dinding sambil terus mengawasi pergerakan mereka.

“Aku sudah mendengar nya dari yang lain..”

“Apa benar kau dan si pembuat onar memiliki hubungan yang spesial? Kalian berpacaran? Tolong katakan pada ku jika itu bohong kan??”

Wei melepaskan genggaman wanita itu dari nya “Aku dan Nara memang berpacaran? Kenapa memang? Ah iya berhenti memanggilnya dengan sebutan itu!!”

“Bohong! Memang apa yang kau lihat dari nya hingga mau berpacaran dengan wanita seperti dia? Dia tidak baik untuk mu! Aku tau kau pasti tidak benar – benar mencintai nya bukan?aku bahkan lebih baik darinya”ujarnya sambil menatap wajah Wei

Nara mengepalkan tangan nya geram “Apa maksudnya eoh? Seenaknya saja dia itu! Lihat saja akan—“

“Kau salah..”

Nara terdiam. Ia menatap Wei, seketika saja tatapan pria itu berubah. Dia terlihat sangat serius saat ini.

“Jika kau pikir aku memilih nya karna suatu alasan, maka kau salah besar! Bagiku cinta tak perlu mempunyai alasan! Aku mencintai nya sepenuh hati ku. Dia memang sedikit keras kepala.. Tapi dia itu wanita yang sangat baik! Aku percaya padanya!!”
Wei kembali menyerahkan kotak bekal itu pada Kyunghi “Aku hargai kerja keras mu untuk membuat ini! Tapi maaf, aku tidak bisa menerimanya..”Ujar pria itu pergi

Nara tersenyum sambil melihat Wei yang sudah memasuki gedung olah raga itu kembali.
“Kau memang bodoh Nara! Bagaimana bisa kau meragukan pria seperti dia?”gumamnya


@Lorong sekolah

Wei menutup pintu ruang ganti dan mengunci nya. Ia memang selalu pulang paling akhir dari yang lainnya. Ia sedikit merenggangkan otot tangan nya. Tenaga nya benar – benar terkuras hari ini. Ia harus kembali berlatih setelah 1 bulan vakum karna cidera. Wei berjalan menyusuri lorong menuju gerbang sekolah. Namun di ujung lorong terlihat seseorang tengah berdiri dan menatap nya dari kejauhan.  “Siapa itu??”
Namja itu pun mendekati nya. Wanita itu segera melempar sebotol air mineral kearah Wei
“Akhirnya pulang juga, aku sudah lelah menunggu mu dari tadi..”Ujar nya sambil memukul – mukul pelan bahunya yang pegal
Wei menangkap botol itu dan menatap seseorang di hadapannya kaget “Nara??!”
“Menunggu ku? Ada apa memang nya?”tanya Wei
“Memang nya salah ya jika aku ingin pulang dengan mu? Tapi jika kau tidak mau ya sudah, aku pulang sendiri saja!”Dengus nya sambil berjalan menjauh
Dengan cepat Wei meraih tangannya “Tidak, jangan seperti itu.. maaf aku hanya sedikit terkejut tadi” Nara berbalik dan menatap nya dingin.
“Jangan marah..”Ujar nya sambil mencubit pelan pipinya
“Aku tidak marah, aku hanya kesal..”

Wei tersenyum “Ya sudah, sebagai permintaan maaf, aku akan mentraktir mu makan, bagaimana?”
“Tidak usah, aku tidak lapar..”
“Ayo lah!! Aku tau kau lapar!! Aku traktir soft cake, atau kau mau yang lain? Bagaimana?”
“Eh? Benar ya??”
Wei mengangguk “Tentu saja, apa pun aku belikan untuk mu..”
“Kajja!!”Wei menarik tangan Nara

@Caffe

Nara melahap makanan yang ada di hadapannya. Wei menatap wanita itu sambil sesekali terkekeh pelan.

“Aish kau ini seperti anak kecil saja, lihat ada krim di wajah mu..”Ujar Wei sambil mengusap krim di bibir Nara lalu menjilat krim itu
“Manis..”Ucap pria itu tersenyum
“Kau tidak makan? Memang nya kau tidak lapar?”
Wei menggeleng “Tidak, hanya melihat mu saja sudah membuat ku kenyang..hhaa”
“Jangan begitu, kau pasti lelah dan lapar..”Nara memotong pancake yang ada di hadapannya menjadi ukuran kecil
“Ayo buka mulut mu!!” Ia mengarahkan potongan cake itu kemulut Wei
“Tidak usah. Kau saja yang makan”
“Aku benci penolakan!! Cepat buka mulut mu!!” Nara mendengus kesal
Wei terkekeh “Iya iya, aku akan memakan nya”
“Aaaaa~”Ucap nya sambil membuka mulut
“Bagaimana enak kan?”
Wei mengangguk setuju “Enak sekali~~”
“Ah iya akhir pekan ini apa kau ada acara??”
“Kurasa tidak ada..”pikir nya
“Kenapa memang??”Lanjut nya
“Aku ingin mengajak mu jalan – jalan Sabtu ini. Kau mau tidak?”
“Bagaimana ya..”
Wei menatap nya “Jika tidak mau ya tidak apa – apa, aku tidak memaksa mu kok”
Nara mengangguk “Tentu saja aku mau!!”
Pria itu tersenyum gembira “Baguslah! Kau ingin kemana?”
“Hmm.. bagaimana kalau kebun binatang? Aku dengar ada seekor gajah yang baru melahirkan beberapa hari yang lalu disana.. aku ingin melihat anak nya”Ujar Nara dengan mata berbinar
“Baiklah sudah di putuskan!! Aku akan menjemput mu nanti!!”
Setelah selesai mengisi tenaga, mereka pun memutuskan untuk pulang menggunakkan kereta bawah tanah. Di dalam terlihat tidak terlalu ramai oleh penumpang. Mereka duduk berdampingan.
“Ah iya, apa kau sudah beritahu kakak mu, jika kau pergi bersama ku sekarang??”Tanya Wei penasaran
“Tidak usah, dia pasti sudah tau!”Jawab nya santai
“Eh benarkah?”
Nara mengangguk “Tentu saja!”
Mereka bercerita tentang banyak hal “Ah iya, apa kau sudah menyelesaikan tugas yang di berikan Jung Seongsaengnim??“
“…..”

Nara menoleh kearah Wei yang tengah menundukkan kepalanya. Nara mengerutkan keningnya bingung, ia menunduk seraya memastikan. “Eh? Tidur rupanya?”
Nara perlahan mencoba menyandarkan kepala Wei di pundaknya, menyentuh rambut nya. Ia sedikit ragu – ragu namun akhirnya ia berhasil menyentuh nya. Ia mengelus lembut rambut Wei lembut “Maaf karna sudah meragukan mu sebelum nya.. Tapi sekarang aku sudah yakin dengan pilihan ku!!”Ujarnya sambil tersenyum

Sabtu. Pukul 07:00KST.
Semua nampak tengah menyantap sarapannya dengan tenang. Beberapa hidangan tlah tertata rapih di atas meja. Tidak seperti biasanya, Nara terlihat tidak menyentuh makanan nya sama sekali. Ia hanya memainkan sendok di tangan nya sambil menatap isi piring yang ada di depan nya. Kali ini ia benar – benar tak berselera untuk makan.

“Ada apa? Kenapa kau tidak makan?”Bisik Hongbin
“Aku tidak lapar..”
Pria paruh baya itu akhirnya memulai pembicaraan “Siang ini Jaehyun akan datang menjemput mu. Kemarin dia meminta izin pada Appa untuk mengajak mu jalan – jalan, jadi bersiap lah!”
“Heh? Tidak bisa Appa, aku ada janji nanti siang..”Serunya
“Batalkan! Jaehyun lebih penting!! Pokoknya kau harus pergi dengan nya!!”Suruh nya
“Tapi Appa—“
“Jangan membantah!”Bentak nya
Nara mengepalkan tangan nya, ia berusaha menahan emosinya “Baiklah..”
Wanita itu berdiri “Kalau begitu aku akan bersiap..”ujarnya pergi
Nara menghempaskan tubuhnya ke atas kasur. Di tatap nya langit – langit kamar yang berada di atasnya. “Kau pikir aku mau pergi bersama dia? Tidak akan!”
Pukul 12:00KST.
Nara perlahan turun dari kamarnya sambil mengendap – endap. Ia memerhatikan sekelilingnya, tidak ada orang. Dengan cepat ia keluar dan menemui namja yang sudah berdiri di depan rumah nya. Sebelum sampai, Nara menyuruh pria itu agar tidak memencet bel saat sampai di rumah nya, tentu dia tidak mau ada orang rumah yang menyadari nya. Terlebih lagi jika Appa sampai tau ia tidak pergi dengan Jaehyun maka dia pasti akan mendapat masalah.
“Nara? Sebena—“
“Ssssttt.. Sudah ayo cepat! Nanti Appa bisa melihat ku!!”Ujar Nara sambil menutup mulut Wei
Namja itu menatap nya bingung, ia melepas tangan Nara dari mulutnya “Sebenarnya ada apa?”tanya nya pelan
“Sudah nanti saja aku ceritakan di jalan! Pokoknya kita harus cepat!”

Wei mengangguk. Mereka segera menaiki mobil putih itu lalu pergi. Namun, tak jauh dari rumah Nara terlihat sebuah mobil yang tengah mengawasi mereka dari dalam. Ia pun membuka jendela mobil nya “Bukan kah itu Nara? Mau kemana dia? Aku harus mengikuti mereka!!”ujarnya sambil melaju mengikuti mobil Wei

“Hah! Apa katamu? Tunangan?”Ucap Wei terkejut
Nara menghela nafas berat “Iya. Tapi sudah berkali – kali aku katakan pada Appa jika aku tidak setuju dengan perjodohan itu!!”
“Tapi bagaimana jika kau ketahuan pergi bersama ku? Kau bisa kena masalah!”
“Aku tidak peduli!”
Satu jam kemudian, mereka akhirnya tiba di tempat tujuan mereka. Kebun binatang. Tempat ini berada di pusat kota dan tentu nya menjadi objek wisata yang wajib di kunjungi oleh warga sekitar. Hari ini terlihat tidak terlalu ramai oleh pengunjung. Nara menatap sekelilingnya dengan mata berbinar.
“Wah~ Sudah lama sekali aku tidak ke tempat ini!!”
“Baiklah, waktu nya bersenang – senang!!”ujar nya semangat

Mereka mengitari kawasan kebun binatang. Melihat satu persatu hewan yang ada di tempat ini, mulai dari Jerapah, rusa, singa hingga mereka tiba di tujuan utama mereka yaitu melihat bayi gajah.
Nara menatap dua gajah di depan nya sambil sesekali mengambil gambar hewan itu.

“Kyeopta~”Serunya
“Aku ingin sekali memeluk nya!!”Lanjutnya
Wei terkekeh “Hahaa, sayangnya kau tidak bisa lakukan itu..”
Nara mendengus kesal sambil menatap pria yang ada di sebelah nya  “Iya iya aku tau!”

Beberapa jam pun sudah mereka habiskan di tempat itu. Sudah hampir seluruh area kebun binatang di jelajahi nya. Untungnya hari ini matahari bersinar begitu terang, tak ada satu awan hitam pun yang terlihat menggantung di atas langit.

“Kita istirahat dulu ya…”
“Heh? Padahal aku masih ingin melihat yang lain nya”Ujar Nara kecewa
“Sudah duduk dulu sini. Jangan memaksakan diri! Hari ini cukup panas juga kan?”Ucap Wei sambil menepuk tempat kosong di sebelah nya
Nara mengangguk pelan sambil duduk di sebelah pria itu. Tempat ini kini perlahan mulai sedikit sepi, mungkin karna hari mulai semakin sore.
“Kau lapar tidak?”Tanya Wei
“Tidak, aku hanya sedikit haus saja..”
Wei bangkit “Baiklah! Aku akan membeli minuman, kau tunggu di sini ya!!”

Pria itu berjalan lumayan jauh untuk membeli minuman. Hingga tak lama kemudian ia menemukan sebuah 
mesin penjual minuman yang berdiri di sisi sebuah bangunan. Ia memasukkan beberapa lembar uang lalu menekan tombol yang ada di mesin itu. Sesaat kemudian 2 kaleng minuman pun berhasil di dapatkan nya.  

“Yosh! Saat nya kembali!!”

Namun saat ia akan kembali, beberapa meter kemudian langkah nya terhenti. Seseorang menarik kasar  tubuh nya dan mendorong nya kearah pohon yang tak jauh dari sana. Kini punggungnya sudah bersentuhan dengan pohon. Ia menatap tajam orang yang berdiri di hadapannya.

“Siapa kau! Ada masalah apa kau dengan ku?!”
Orang itu mencengkram kuat pakaian Wei “Kau!! Jadi ini alasan kenapa Nara tak mau pergi dengan ku? Berani sekali kau berduaan dengan nya!!”Ucap nya geram
“Nara?Kau mengenal nya?”
“Tentu saja aku mengenal nya! Aku calon tunangan nya sekaligus calon suami nya!!”Jelasnya
“Oh jadi kau yang bernama Jaehyun itu ya?!”

“Benar! Jadi dengarkan ini baik – baik! Mulai sekarang kau harus menjauhi Nara!!”Suruh nya
“Tidak akan! Aku tidak akan membiarkan kau memiliki Nara sampai kapan pun!!”tolak nya sambil melepas cengkraman Jaehyun

Jaehyun menatap nya geram “Aku sudah cukup muak dengan Oh Sehun! Sekarang kau juga ingin ikut campur!! Kalian sama saja..”
“Jangan halangi aku!! Aku akan dapatkan apa yang aku mau, kalau perlu aku akan menghabisi siapa saja yang menghalangi jalan ku!!”Ujar Jaehyun sambil mengeluarkan sebuah pisau berukuran sedang
“aku akan menghabisi mu lebih dulu!!”Jaehyun melempar sarung pisau itu kesembarang tempat dan mencoba menghunuskan pisau itu pada Wei

Dengan sigap Wei menahan nya. Namun setengah pisau itu berhasil menusuk bahu kiri nya. Wei terus memegang pisau itu dengan tangan kanan nya seraya menahan agar tak menusuk nya lebih dalam lagi. Perlahan darah segar mulai menetes dari telapak tangan nya, bercak darah juga terlihat di beberapa bagian pakaian yang di kenakan nya.

“Aku.. tidak akan membiarkan orang seperti mu mendekati Nara!!”Ucap Wei
“Hahha, aku cukup terkesan dengan usaha mu!! tapi jangan kau pikir aku akan menyerah begitu saja!!”
Wei tersenyum  “Kau pikir aku akan menyerah juga? Tidak akan!”

Jaehyun menggeram. Ia semakin kuat mendorong benda itu. Wei segera menendang tubuh Jaehyun menjauh. 

Mereka saling menatap satu sama lain, masing – masing dari mereka sama – sama memancarkan tatapan tajam dari kedua mata nya. tak ada yang mau mengalah.

“Sial!! Berani sekali kau!!”

Jaehyun kembali mengarah kan benda itu. Namun dengan cepat Wei menendang benda itu menjauh. 
Jaehyun menatap pisau itu dan hendak mengambilnya namun tak lama kemudian terlihat segerombolan anak muda yang berjalan kearah mereka.

“Kali ini akan ku lepaskan kau! Tapi lain kali akan ku balas perbuatan mu dua kali lipat!!”
Wei menghela nafas sambil menatap Jaehyun yang semakin menjauh. Ia menatap luka yang ada di bahu kiri nya “Bagaimana ini? Nara tak boleh melihat ini..”

Wei memutuskan untuk mengenakan jaket yang sedari tadi ia ikatkan di pinggangnya untuk menutupi pakaian yang kini sudah berlumuran darah.

Disisi lain,
Nara menatap sekelilingnya sambil sesekali memeriksa jam tangan yang di pakai nya. Sudah hampir satu jam Wei belum juga kembali. Akhirnya ia memutuskan untuk mencari pria itu. Sayang nya hari ini dia tidak membawa ponsel nya, tentu saja ia akan sangat terganggu jika membawa benda itu. Jaehyun dan Appa pasti akan terus menerus menghubungi nya.

“Kemana sih dia itu!!”

Tak lama kemudian, ia mendapati Wei tengah berdiri di bawah pohon dengan posisi tengah berdiri membelakangi nya. Nara menaikan sebelah alis nya “Heeh? Sedang apa dia di situ?” ia pun mendekati nya.

“Wei? Sedang apa kau di situ?”

Pria itu tersentak. Ia segera menyembunyikan tangan kanan nya di balik badan “Eh? Nara? Maaf kau menunggu lama ya?”
Ia mendengus kesal “Iya,kau lama sekali! Bikin khawatir saja! Ku pikir kau tersesat”
“Ah iya sedang apa kau di sini??”Tanya nya bingung
“Eung..Anu..itu tadi aku menjatuhkan ponsel ku disini, jadi aku harus mencarinya dulu”Ujar nya berbohong
“Kenapa kau memakai jaket mu? Kau tidak merasa panas memang nya?”tanya nya lagi
“Tidak kok, aku hanya ingin memakainya saja”jawab Wei tersenyum
“Hmm ya sudah kalau begitu, ayo pergi!”Ajak Nara

Wei berjalan mengikutinya dari belakang. Cairan merah itu terus mengalir dan menetes ke atas permukaan tanah. Ia belum sempat menutup luka itu dengan benar karna Nara sudah lebih dulu menemukan nya. Wanita itu berhenti dan berbalik menatap nya penuh curiga. Refleks, Wei langsung menyembunyikan tangannya.
“Wei kau kenapa? Kau tidak mencoba menyembunyikan sesuatu dari ku kan?”
“Hahhaa.. untuk apa aku menyembunyikan sesuatu dari mu??”Ujar Wei sedikit terkekeh
“Tapi wajah mu terlihat sangat pucat..”
“Heh? Benarkah? Aku baik – baik saja kok! Mungkin ini karna aku lapar! Sudah lah Ayo cepat kita cari makan, lagi pula sebentar lagi area ini akan di tutup kan?”Ujar nya
Nara berpikir sejenak “Ah iya juga sih.. Ini kan sudah sore! Baiklah, ayo kita cari makanan!!” Wanita itu pun melanjutkan jalannya.

`Wei Pov`

Aku terus menatap wanita yang berjalan di hadapan ku. Perlahan ku langkah kan kaki ku mengikuti nya. “Ah sial! Kepala ku kenapa jadi berat begini sih??”batin ku. Apa yang harus ku lakukan sekarang? Aku tidak ingin membuat nya khawatir! Aku harus bertahan lebih lama lagi!!
Tubuh ku serasa melayang, aku tak bisa merasakan tanah yang ku pijak. Pandangan ku perlahan mulai kabur. Sekuat tenaga aku berusaha untuk tetap berdiri. Wanita itu kembali berhenti dan menatap ku. Entah kenapa aku tak lagi bisa mendengar nya berbicara, suara nya terdengar samar. Aku benar – benar tak bisa menahan nya lagi, tubuh ku seperti tak mau mengikuti perintah ku. Oh ayolah! Aku tidak boleh jatuh disini! Sesaat kemudian tubuh ku pun sudah benar – benar bersentuhan dengan tanah. Aku menatap wajah cemas yang tergambar jelas di wajah Nara. Ingin sekali aku memegang wajah nya, mengusap air mata yang keluar dari kedua matanya dan mengatakan jika aku baik – baik saja sekarang.

“Wei!! Yakk!! Kau kenapa eoh!!”
“Wei!! Astaga apa yang harus ku lakukan?!!”

Aku mendengar nya, tapi aku tak bisa menjawab nya. Mata ku terasa sangat berat. Hingga semuanya menjadi gelap. Aku hanya bisa mendengar suara nya. Suara yang terus menyerukan namaku.

“Maafkan aku, Nara..”

Sesaat kemudian, aku kembali terbangun, ku tatap tempat ku berada. Tempat ini nampak sangat asing bagi ku. Aku tak pernah melihat tempat ini. Disini di penuhi dengan pepohonan rindang, tempat ini sangat nyaman. Membuat ku mengingat seseorang. “Tempat apa sebenar nya ini?”. Beberapa pertanyaan pun sudah berputar di otak ku.
Aku berjalan lebih jauh ke dalam, mencari tau tempat apa ini sebenar nya. Hingga akhirnya aku tiba di  hulu sungai. Tak jauh dari sana aku menatap seorang Wanita yang nampak tak asing bagi ku. Dengan cepat aku mendekati nya.

“Eomma??”

Aku mengusap kedua mata ku tak percaya. Wanita itu tersenyum kearah ku, tanpa buang waktu lagi aku segera memeluk nya erat.

Wei? Kau sudah besar ternyata..”Ujar nya sambil mengelus rambut ku 
“Eomma? Apa ini benar – benar kau??”
Ia mengangguk “Tentu saja”
“Aku rindu sekali pada mu eomma!!”

Benar. Aku sangat merindukan kehangatan ini. Hanya dia yang dapat membuat ku tenang. Hanya dia yang dapat membuat ku kembali bersemangat.

“Sepertinya kau sangat nyaman bersama wanita itu”ujarnya sambil mengusap kepala Wei
“Wanita? Eomma mengenal Nara? Bagaimana bisa?”
“Tentu saja. Eomma bisa melihat semua nya dari sini..”
“Benarkah?”tanya ku tak percaya

Wanita itu mengangguk “Kau mencintai nya bukan? Eomma juga menyukai gadis itu, dia baik dan juga cantik! Eomma akan mendoakan kebahagian mu dengannya..”
aku mengangguk “Terimakasih eomma..”
Wanita itu kembali mengelus rambut nya sambil sesekali mencium lembut rambut hitam pria di depannya “Nah, Sekarang waktu nya kau kembali, tempat mu bukan di sini..”

“Tidak! Aku tidak mau eomma! Aku ingin bersama mu..”tolak ku
“Kau sangat mencintai wanita itu bukan? Kau tidak boleh membuatnya menunggu terlalu lama..”
“Eh? Menunggu ku?”

Aku berpikir sejenak. Semua yang di katakan nya benar, aku tak boleh membuat wanita yang ku cintai menunggu ku terlalu lama. Dia pasti cemas karna aku seenak nya saja jatuh di hadapannya barusan. Aku harus segera kembali padanya… Ayalah cepat buka matamu Wei!!

“Ayo cepat buka mata mu Wei..”
Aku mengejapkan mata ku. Perlahan ku tatap ruangan di sekeliling ku. Sedikit samar.
“Yakk!! Wei!! Kau sudah bangun?!”

`POV END`

Nara mengguncang pelan tubuh Wei “Yakk!! Wei!! Kau sudah bangun?!”
Pria itu bangkit sambil memegangi kepala nya yang terasa pening “Eungh.. kenapa aku disini? Tempat apa ini?”
“Yakk!! Jangan bangun dulu!! Dokter baru membalut luka mu tau!!”
“Kau sekarang berada di Rumah sakit. Petugas membawa mu kesini!!”
“Huh? Rumah Sakit? Kalau begitu kita harus segera pergi..”
Nara memukul lengan atas Wei “Kau ini sebenarnya kenapa eoh? Kau harus istirahat dulu!!”
“Ah iya! Kenapa kau bisa terluka seperti itu? Kau membuat ku khawatir tau!!”
“Aw..”rintih nya ketika Nara memukul nya tepat di sekitar luka nya
“Aigo! Mian mian! Sakit ya?”Ujar Nara merasa bersalah
“Harus nya aku yang meminta maaf, aku tidak bermaksud membuat mu khawatir.. lagi pula aku tidak apa – apa kok, aku hanya terjatuh saja tadi”Ujar nya sambil menyentuh pipi Nara
“Bohong! Kau mau membodohi ku ya? Jelas – jelas itu bukan luka karna terjatuh!! Kalau terjadi sesuatu pada mu tadi bagaimana eoh?!” cairan bening tiba – tiba saja meluncur bebas dari kedua mata wanita itu.
Wei terkejut. Ia segera mengusap cairan itu “Sudah lah, aku baik – baik saja sekarang! Ayo kita pulang..”
“Tidak boleh! Kau harus istirahat dulu disini!!”

Wei menyibak selimut yang menutupi tubuh nya. Ia mencoba berdiri “Aku baik – baik saja!! Ini sudah malam, aku tidak mau kau mendapat masalah nanti!!” ujar nya sambil mencabut infusan dari tangannya
“Sudah lah ayo!!”Wei menarik tangan Nara

Dengan terhuyung – huyung Wei terus menggengam tangan Nara kearah luar. Mereka segera pergi keluar dan mencari mobil nya. Nara menggengam tangan kiri Wei erat. Mereka akhirnya menemukan mobil nya. Mereka berdua segera memasuki benda itu dan melesat kan nya meninggalkan area rumah sakit.

Nara menatap Wei khawatir  “Wei-ah apa kau yakin tidak beristirahat dulu di rumah sakit? Kau terlihat pucat..”
“Aku yakin! Aku baik – baik saja”

Beberapa jam kemudian mereka pun sampai di halaman rumah Nara. Kediaman nya terlihat sangat sunyi dari luar. Beberapa lampu ruangan juga tampak mati. Kali ini Nara bisa dengan jelas mendengar deru nafas Wei yang terengah – engah. Bibir nya perlahan mulai kebiruan. Wei membukakan pintu mobil nya untuk Nara.

“Wei, sebaiknya kau memang harus kem—“

Nara tersentak ketiba tiba – tiba saja tubuh Wei terjatuh tepat di atas nya. Alunan nafas pria itu terdengar tidak beraturan. Nara dapat merasakan suhu tubuh nya yang terasa panas saat ini.

“Eh?? Wei?? Badan mu panas sekali..”

Wanita itu segera bangkit dan meletakkan kepala Wei di lengan kirinya. Ia menepuk – nepuk pelan pipinya.“Bagaimana ini? Aku tidak mungkin membawa nya ke dalam. Appa pasti takkan mengizin kan nya masuk..”

“Kau ha..rus segera pulang, Nara..”igau nya
“Ah kau ini!! Kenapa harus memaksakan diri sih!!”serunya sambil menatap wajah Wei

Nara akhirnya memutuskan untuk membawa Wei kerumah nya. Setelah sampai, Tak lama seorang pria paruh baya keluar dari rumah itu dan membantu mereka . Nara membaringkan Wei di atas kasur nya. Pipi nya terlihat sedikit memerah, nafas nya terdengar semakin tak beraturan.
“Tuan muda? Kau kenapa??”
“Dia demam..aku harus mencari kompresan!!”
“Biar saya saja yang ambilkan, noona..”ujar seorang pelayan wanita

Nara menarik selimut tebal dan menutupi tubuh Wei. Dokter baru saja memeriksanya beberapa saat yang lalu. Nara pun memutuskan untuk tetap mengkompres dahi nya. Entah kenapa hati nya merasa sangat cemas saat ini. Nara terus menggenggam tangan Wei erat “Cepatlah bangun… Kumohon!!”

@Nara’s House

Hongbin terus berjalan mondar – mandir sambil menatap jam dinding di rumah nya.  Rasa cemas  tergambar jelas di wajah nya. Berkali – kali ia menatap ke luar jendela.
“Kenapa mereka belum pulang juga?? Dia bawa kemana adik ku itu?? Jaehyun awas saja jika kau berani macam – macam!!”
Tiba – tiba pria paruh baya itu datang dan menepuk pundak nya. Hongbin menoleh “Abeoji?”
“Sudah tak usah kau pikir kan dia.. Nara baik – baik saja! Jaehyun bilang pada ku jika Nara akan menginap di rumah nya malam ini..”
“Heh? Menginap? Kenapa Abeoji mengizin kan nya??”Ujar Hongbin tak percaya
“Bukan nya bagus? Jadi Nara bisa mengenal Jaehyun lebih jauh.. Lagi pula besok hari minggu bukan?”Pria itu pun pergi meninggalkan nya
“Tetap saja aku tidak setuju!!”

Keesokkan harinya,
Matahari bersinar begitu terang. Wei membuka mata nya dan mendapati Nara tengah terlelap. Nara menempelkan tangan Wei di pipinya, ia terlihat sangat kelelahan. Wei perlahan bangkit dan menyandarkan tubuh nya, Ia tidak ingin membangunkan wanita itu. Ia mengelus pelan rambutnya. Tak lama terlihat seorang pelayan masuk ke dalam kamar nya sambil membawakan nampan berisikan beberapa piring makanan.
“Tuan muda? Kau su—“
“Ssst.. kau bisa membangunkan nya nanti”Ujarnya pelan
“Ah maaf tuan! Seperti nya Noona Nara kelelahan, hampir sepanjang malam dia menjaga tuan muda…”
“Eh? Menjaga ku?”
Pelayan itu mengangguk “Iya tuan, dia sepertinya sangat cemas melihat tuan semalam..”
“Baiklah tuan, saya permisi keluar..”ujar nya pamit
Wei kembali mengelus rambutnya “Maaf sudah membuat mu seperti ini Nara-ah..”
Nara sedikit menggeliat  “Eung.. sudah pagi ya??”Ia mengusap kedua mata sambil sesekali menguap
“Eh? Kau sudah bangun? Aigo kau membuat ku takut saja!”Nara segera memeluk Wei erat
“Bagaimana kau sudah merasa baikkan?”Tanya nya lagi
“Aku sudah merasa lebih baik kok..”
Nara menyentuh dahi Wei “Badan mu sudah tidak terlalu panas, tapi tetap saja kau harus beristirahat lagi!!
Wei meraih tangan Nara dan menggengam nya erat “Maaf karna sudah seenak nya jatuh dan menyusahkan mu seperti ini, maaf kan aku..”
“Kau ini! Aku sama sekali tak merasa di repotkan oleh mu”
“Yang terpenting sekarang,  kau harus ceritakan pada ku, apa yang sebenar nya terjadi!! Kau harus berkata jujur!!”
“Sebenarnya..”

Pria itu pun akhirnya menjelaskan semuanya. Nara mengepalkan tangan nya geram. 
“Jaehyun!! Berani sekali dia melakukan itu padamu!! Akan kuhajar dia!!” Ujar nya berdiri
“Kau mau kemana?”
“Tentu saja mencari Jaehyun! Akan ku beri pelajaran dia!!”
Wei menahan nya “Jangan! Biarkan saja!! Kau tak boleh dekati dia, aku tidak mau dia melukai mu juga”
“Dia tidak akan berani melukai ku.. aku akan menghajar nya tanpa ampun!!”

Wei pun kembali menarik Nara kedalam pelukan nya “Jangan lakukan itu! Dia pasti akan melukai mu juga nanti.. sudah lupakan saja, biar waktu yang akan membalas nya nanti..” ia semakin mengeratkan pelukan nya. Nara terdiam tanpa membalas pelukan pria itu. “Andai saja jika Appa mau mendengar kan ku.. aku benar – benar tak ingin bersama Jaehyun!! Oh Tuhan tolong bantu aku..”Batin nya.
Nara perlahan membalas pelukan Wei “Wei, kau sudah banyak membantu ku..”
“Kau selalu ada kapan pun saat aku membutuhkan mu..”
“Heh? Kau bicara apa Nara?”Ucap nya bingung
“Kau ingat saat di perpustakaan waktu itu? Bukan kah kau juga ada..”

_Flash back_

“Kau tidak perlu membalasnya! Lagi pula ini sudah 2 bulan yang lalu, Nara!!” ujar Wei yang berusaha mengejarnya dari belakang
“Tetap saja! Dia itu harus di beri pelajaran! Dia sudah membuat mu melewatkan pertandingan yang selama ini kau tunggu bukan?”ujar Nara mempercepat langkah nya
Setelah kebakaran itu, pihak sekolah memutuskan untuk mencari tau penyebab terjadi nya kebakaran di hari itu. Setelah beberaphari  akhirnya pihak sekolah menemukan pelakunya. Dan dia adalah Song Hyejin. Berdasarkan rekaman CCTV yang di pasang di sekitar laboraturium. Wanita itu memang sengaja mengunci Nara di dalam Laboraturium yang sudah terbakar. Karna perbuatan nya itu pihak sekolah memutuskan untuk men- skors nya selama 2 bulan.
Hingga akhirnya Nara pun berpapasan dengan Hyejin di ujung tangga lantai ke 3 sekolah. Nara menatap nya kesal begitu pula dengan Hyejin.

“Jadi kau yang sudah membakar laboraturium itu hah!”
“Iya! Kenapa kau masih hidup juga eoh!!” Seru Hyejin
“Dasar iblis! Bukan nya meminta maaf kau malah berkata seperti itu..”
“Kau pikir aku akan meminta maaf pada mu? tidak akan”Ujar Hyejin sambil menjulurkan lidah nya

Nara mengepalkan tangan nya kuat “Sialan kau!”

“Ah sudah lah, aku tidak mau berlama – lama bicara dengan wanita kasar seperti mu!! Minggir!!” Ujar Hyejin sambil mendorong tubuh Nara
Nara yang tengah berdiri di ujung tangga akhirnya tak dapat menahan keseimbangan tubuh nya.
 “Awas!!”
Wei menangkap tubuh nya. Nara mendarat tepat di atas tubuh Wei.
 “Wei?!!”Ujar nya terkejut
“Kau baik – baik saja kan?”
“Ke..kenapa kau lakukan itu??”Tanya Nara
“Lalu aku harus apa? Membiarkan mu jatuh begitu saja? Kalau kau terluka bagaimana?!”

Mereka bangkit. Wei mengusap punggung nya sekilas.
“Apa kau terluka? Ada yang sakit?”tanya nya sambil mengulurkan tangan
Nara menerima uluran tangan nya “Pabbo! Harus nya aku yang bertanya!!”

_Back_

“Kau selalu saja terluka jika berada di dekat ku.. Jika saja kau tidak bertemu dengan ku, mungkin kau tidak akan ter—“
“Ssstt.. Jangan di lanjutkan lagi! Kau tau? Entah kenapa tubuh ku bergerak sendiri saat melihat mu dalam bahaya..”
Wei menangkup kedua pipi Nara, menatap dalam kedua mata nya. “Ini bukan salah mu! Berhentilah menyalahkan diri mu sendiri, justru aku sangat bersyukur bisa bertemu dengan mu..”ujar nya tersenyum
“Tapi –“

Chuu~

Mata nya membulat sempurna ketika pria itu tiba – tiba saja mencium bibir nya. Di saat itu pula jatung nya mulai berdegup dengan kencang nya. Wei melepas kecupan nya. Terlihat rona merah di pipi wanita itu. Wei terkekeh pelan, baru pertama kali ia melihat Nara seperti itu. Dia terlihat sangat lucu dengan rona merah di wajah nya.
“Kau tau? Dalam hidup ku, aku hanya ingin mencintai satu wanita! Dan aku memilihmu, Nara!”

SKIP~

Nara diam – diam masuk melalui pintu belakang rumah nya. Sepi, tak seorang pun terlihat. Nara menghela nafas lega. Ia segera berlari kecil menuju lantai atas. Namun, saat ingin menaiki anak tangga seseorang muncul di belakang nya.
“Nara? Kau sudah pulang ya?”Ujar seorang pria paruh baya
Nara menelan ludah nya berat “Ah sial!”gumamnya
Ia pun berbalik menatap nya. Nara mengepalkan tangan nya geram ketika melihat seorang pria tengah berdiri di samping ayah nya, Jaehyun. Pria yang sangat ia benci saat ini. Ingin rasanya ia mendekati pria itu dan menghajar nya tanpa ampun. Jika saja Wei tidak melarang nya, mungkin sudah sejak kemarin ia melakukan itu.

“Eh?Appa?”
“Bagaimana? Apa kau nyaman tinggal di rumah Jaehyun semalam?”Tanya pria itu
Nara mengerutkan kening nya bingung “Ap—“
“Tentu saja di sangat nyaman, iya kan Nara?”Ujar Jaehyun memotong pembicaraan
“Baguslah! Appa senang mendengar nya.. Kalau begitu Appa masuk ke kamar dulu!”Ujar nya pergi

Nara mendekati Jaehyun. Ia menatap nya dingin.
“Apa maksudmu tadi eoh??!!” Ucap nya dengan nada sedikit tinggi
“Hei!! Aku sudah menolong mu!! Seharusnya kau berterima kasih padaku! Karna aku, kau tidak dapat masalah bukan??”
“Cih. Kau pikir aku akan melalukan itu?! Aku lebih baik mendapat masalah dari pada harus berterimakasih pada orang seperti mu!!”Ucap nya kesal

Jaehyun memegang kedua tangan Nara kuat. Perlahan ia berjalan mendekati Nara hingga akhirnya Nara terhenti karna kini ia telah terpojok. Jaehyun mengunci pergerakan nya. Berkali – kali Nara mencoba melepaskan diri. Tapi sia – sia saja, tenanga Jaehyun lebih kuat dari nya.

“Mau apa kau! Lepaskan aku!!”Bentak nya
“Berhentilah bersikap dingin padaku, honey!!” Ujar nya sambil memegang dagu Nara
“Jauhkan tangan mu dari ku!!”
“Dengar!! Aku tidak akan membiarkan siapa pun memiliki mu kecuali aku!!”
“Ah iya! 2 hari lagi kau akan resmi menjadi tunangan ku, saat itu terjadi aku tidak akan membiarkan mu pergi kemana pun!!”lanjut nya
“Ck. Bukan kah sudah ku bilang berulang kali padamu!! Sampai kapan pun aku tidak mau bertunangan apalagi menikah dengan orang seperti mu!! Menjauh lah dari ku!!”
Jaehyun tersenyum “Tunggu saja Nara!! Aku pasti akan dapat kan apa yang aku mau!!” Pria itu pun berbalik lalu pergi

Nara dengan cepat berlari ke dalam kamar nya. Ia membanting pintu kamar lalu mengunci rapat pintu itu. Nara menatap cermin yang berada di depan nya “Aku benar – benar sudah muak dengan nya!! Akan ku hajar kau, Jaehyun!!” ujar nya sambil meninju cermin itu
Perlahan darah mulai keluar dari punggung tangan nya. Namun, ia nampak nya tak peduli. Ia kembali meninju cermin itu hingga terlihat retakan di permukaan cermin. Ia menggeram kesal.

“Nara?! Suara apa itu!! Kau sedang apa di dalam?”teriak Hongbin dari luar
“Pergi!! Jangan ganggu aku!!”Bentak nya kasar
“Nara!! Jangan lakukan hal yang aneh!! Cepat buka pintu nya!!”
“Sudah ku biang pergi!! Aku tidak mau bertemu dengan siapa pun!! Jangan ganggu aku!!”Teriak nya lagi

@Sekolah

“Yo! Nara!!”Teriak seseorang

Nara membuka matanya dan melirik sekilas orang yang berdiri di samping meja nya. Nara kembali menutup matanya.

“Yakk!! Kau kenapa? Tidak biasa nya seperti ini? Dimana Wei?”
“Mood ku benar – benar buruk hari ini!”jawab nya

Sehun memutar kursi kosong di depan nya lalu mendudukinya. Pria itu terkejut ketika mendapati beberapa luka di punggung tangan Nara. Dengan cepat dia meraih tangannya.
“Nara! Ada apa dengan tangan mu? Kenapa banyak luka seperti ini?”
Nara kembali menarik tangannya dari Sehun “Kau tak perlu tau..”
“Yakk! Harusnya kau membalut nya dengan plester, jika infeksi bagaimana?”
“Aku tidak peduli”
“Dasar bodoh! Kau ini sebenarnya kenapa sih? Sini biar aku yang membalutnya..”

Sehun mengeluarkan beberapa handsaplash dari saku celana nya lalu menepelkan benda itu di tangan Nara. Kali ini wanita itu nampak tak melawan.

“Selesai! Nah, sekarang cepat ceritakan padaku apa yang sebenarnya terjadi!”
“Wei sedang sakit dan itu semua karna Jaehyun! Dan kau tau? Besok adalah hari pertunagan ku dengan nya!! Aku harus bagaimana? Aku tidak mau bertunangan dengan nya! Dia sudah menyakiti Wei..”
“Huh?! Besok? Kau serius?”Ujar nya terkejut
Nara mengangguk pelan “Aku harus bagaimana?”
Sehun mengusap rambut Nara “Tenang saja, aku tidak akan membiarkan itu terjadi! Aku janji pada mu…”
Nara tersenyum “Gomawo Sehun-ah!!”

Keesokkan Malam~

Nara menatap pantulan wajah nya di atas permukaan air kolam. Ikan berwarna – warni terlihat berenang ke sana kemari. Nara tersenyum tipis sambil melihat tingkah ikan – ikan di hadapannya itu “Enak ya jadi kalian. Hidup bebas tanpa ada orang yang mengatur, bisa melakukan apa pun yang kalian mau.. aku iri sekali”
Tiba – tiba saja seseorang menepuk pundak nya. Nara menoleh.
“Sedang apa di sini? Sebentar lagi acara pertunangan kita akan di mulai, honey!”Serunya sambil menggengam tangan Nara
Nara menepisnya kasar “Apa sekarang kau puas!! Apa kau puas sudah menghancurkan hidup ku?”
“Kau bicara apa honey? Aku hanya ingin memiliki mu seutuh nya..”Jaehyun mengelus pelan pipi Nara
Wanita itu menghindar “Aku bahkan sejak awal tidak pernah mau menerima perjodohan ini!! Aku hanya ingin menikah dengan orang yang aku cintai saat ini dan bukan dengan mu!!”
Jaehyun mengepalkan tangan nya kesal, ia menggengam tangan Nara kuat “Siapa pria itu? Sehun? Atau jangan – jangan pria yang ku lukai kemarin itu?!”
“Jadi benar kau yang sudah melakukan itu padanya! Berani sekali kau melukai nya!!”bentak Nara
“Bukan kah sudah ku bilang? Aku akan menyingkirkan siapa pun yang berusaha menghalangi jalan ku!! Siapa pun itu bahkan orang tua ku..”
Sesaat kemudian seseorang datang dan mencengkram tangan Jaehyun kuat seraya menyuruhnya untuk melepaskan genggaman nya pada Nara. Jaehyun menoleh dan menatap nya geram “Kau!!”

Disisi lain,
Sehun masuk ke dalam kerumunan orang. Ia terlihat tampan dengan pakaian casual yang di kenakan nya. Ia menatap sekeliling nya “Ah itu dia..”
Sehun perlahan mendekati seorang pria payuh baya yang tengah berdiri di dekat tangga.
“Selamat malam, paman!!”Seru Sehun tersenyum
“Oh kau sudah datang ternyata. Dimana orang tua mu?”tanya nya
“Ah mungkin sebentar lagi mereka akan datang, tadi aku berangkat duluan..”jawab nya sedikit terkekeh
“Oh iya paman! Aku ingin bicara sebentar dengan paman di luar, bisa?”
Pria paruh baya mengangguk “Tentu saja”

Mereka perlahan berjalan sambil sedikit berbincang. Mereka memutuskan untuk berbicara di dekat taman yang ada di samping ini. Namun, sebelum mereka melanjutkan permbicaraan tiba – tiba saja perhatian ayah Nara teralihkan.

“Ada apa. Paman?”tanya Sehun bingung
“Itu bukan nya Nara dan Jaehyun? Siapa pria yang satu nya lagi?”
“Paman ke sana dulu..”lanjutnya
Sehun tersenyum “Bagus”batinnya

Wanita itu menghindar “Aku bahkan sejak awal tidak pernah mau menerima perjodohan ini!! Aku hanya ingin menikah dengan orang yang aku cintai saat ini dan bukan dengan mu!!”
Jaehyun mengepalkan tangan nya kesal, ia menggengam tangan Nara kuat “Siapa pria itu? Sehun? Atau jangan – jangan pria yang ku lukai kemarin itu?!”

“Jadi benar kau yang sudah melakukan itu padanya! Berani sekali kau melukai nya!!”bentak Nara
“Bukan kah sudah ku bilang? Aku akan menyingkirkan siapa pun yang berusaha menghalangi jalan ku!! Siapa pun itu bahkan orang tua ku..”

Pria paruh baya itu berhenti sesaat. Ia memutuskan untuk mendengar kan pembicaraan mereka dari sini.

Jaehyun menoleh dan menatap Wei geram “Kau!!”
“Jauhkan tangan mu dari Nara! Apa begini cara mu memperlakukan seorang wanita eoh!!”ucap nya dengan nada tinggi
“Diam kau! Ini bukan urusan mu..”jawab nya
“Wei?! Kenapa kau disini? Kau kan bel—“
“Aku tidak mungkin membiarkan pria ini memiliki mu, Nara! Aku tidak akan pernah membiarkan nya!!”
Sesaat Jaehyun tertawa “Haha.. Percuma kau lakukan itu! Sebentar lagi Nara akan menjadi milik ku dan aku bebas melakukan apa pun yang ku mau padanya..”
“Iblis seperti mu tak pantas di sandingkan dengan Nara! Dia berhak memilih siapa yang akan menjadi pendamping nya..”
Jaehyun menggeretakkan giginya kesal. Jaehyun menarik kerah baju Wei dan mencengkram nya kuat.
“Aku bahkan bisa membunuh mu kapan saja jika aku mau!! Kalau perlu aku akan membunuh mu sekarang..”
“Yakk! Jaehyun hentikan!” seru Nara sambil menarik tangan Jaehyun
“Diam kau!!”Bentak Jaehyun sambil menepis tangan Nara

“Cukup!!”

Mereka menoleh secara bersamaan ke asal suara tersebut. Jaehyun tersentak ketika melihat orang tersebut, ia segera melepaskan cengkraman Wei.

“Berani sekali kau membentak purti kesayangan ku seperti itu?!”
“Tidak. Saya tidak bermaksud melakukan itu..”Ujar nya
“Mungkin selama ini paman salah menilai mu. Ternyata semua yang di bicarakan Sehun barusan benar, awal nya aku tidak percaya dengan ucapan nya tapi setelah melihat ini..”
“Appa?”
“Sekarang Appa tidak akan memaksa mu lagi Nara! Kau bebas memilih pria yang kau cintai..”
“Benarkah??”
Pria itu mengangguk “Tentu saja! Appa akan melakukan apa pun untuk putrid kesayangan Appa ini”
“Bagaimana dengan perjodohan ini??”Tanya Jaehyun
“Tentu saja aku akan membatalkan nya!!”
“Tapi—“
“Sudah lah, kalian ayo masuk..”Ujar pria itu sambil menatap Nara dan Wei

Mereka mengangguk mengerti. Mereka semua pun masuk kedalam meninggalkan Jaehyun seorang diri. Sehun pun berjalan mendekati nya sambil sedikit terkekeh “Wah akhirnya kebusukkan mu itu terbongkar juga..”
Jaehyun menggeretakkan giginya. Ia mengepalkan tangan nya kuat “Kurang ajar, ini pasti ulang kalian berdua!!Berani – berani nya kau menggagalkan perjodohan ku!! Lihat saja, cepat atau lambat aku akan membalas mu!!”
“Ya ya ya! Seterah apa kata mu, yang jelas itu lebih baik dari pada membiarkan mu mendapatkan Nara..” Ujar Sehun berlalu

Hari – hari pun berlalu seperti biasanya. Namun, kali ini Nara bisa bernafas lega karna tidak ada lagi yang mengganggu nya. Hubungan nya dengan Wei pun semakin lama semakin erat. Tentu saja hubungan persahabatan nya dengan Sehun pun masih berjalan dengan baik. Mereka bertiga selalu menghabiskan waktu bersama – sama ketika memiliki waktu senggang. Makan di caffe, menonton bioskop, bermain di taman atau sekedar mengobrol. Libur musim panas pun akan segera tiba, hanya tinggal menghitung beberapa hari lagi. Mereka juga nampak nya sudah membuat daftar kegiatan untuk menyambut libur  musim panas.
Jam kini menunjukkan sekitar pukul 21:30KST.
Malam ini tidak ada awan hitam yang menggantung menutupi bulan seperti beberapa hari sebelum nya sehingga bulan dapat melakukan tugas nya dengan baik. Bintang juga terlihat menghiasi langit, menambah indah suasana malam hari.
Pria ini nampak nya masih asik memainkan game di layar komputer yang ada di hadapan nya. Ia nampak menikmati waktu bermain nya itu. Ia bahkan tak mengedipkan mata nya ketika bermain. Seperti itulah dia jika sudah bermain, kau tak akan dengan mudah mengganggu nya. Sudah hampir 2 jam ia di posisi itu.

Drrt.. drrt..

Ia melirik ponsel yang ada di sebelah tangan nya “Eh?”
Sehun segera meraih ponsel itu, terdapat sebuah pesan masuk di sana.
“Nara? Tumben sekali mengirimi ku pesan, biasanya kan dia langsung kesini jika ingin bicara..”

Ia menekan dan menggeser ikon pada layar ponsel nya lalu dengan perlahan membaca isi pesan tersebut.
“Sehun-ah! Tolong aku, Mobil ku tiba – tiba saja berhenti di persimpangan jalan sekitar taman Seoul. Bisakah kau menjemputku? Tidak ada taksi, di sini juga sepi sekali!!”

Sehun menggelengkan kepalanya pelan “Aish anak ini!! Memang apa sih yang di lakukan nya di luar malam – malam begini..”

“Baik, aku akan kesana! Jangan kemana – mana ya..”balasnya

Ia segera keluar dari kamar nya sambil mengenakan jaket kulit berwarna putih kesukaan nya. Sehun memutuskan untuk menggunakan motor untuk menjempu nya. Tanpa buang waktu ia melesatkan motor nya menuju tempat tujuan.
Tak butuh lama untuk nya untuk mencapai tempat itu. Ia memarkir kan motor nya dan menatap sebuah mobil hitam yang ada tak jauh dari nya. Disana juga terlihat seorang wanita yang tengah berdiri sambil memeriksa mesin mobil tersebut. “Wanita itu terlihat seperti Nara atau mungkin memang dia?”ujar nya sambil mendekati wanita itu

Namun beberapa langkah kemudian “Na—“

Disisi lain,
Para pengunjung terlihat masih asik memainkan permainan yang tersedia di area mall ini. Mungkin karna besok adalah hari minggu, banyak orang yang memutuskan untuk menghabiskan waktu mereka di tempat menyenangkan seperti ini. Suara riuh permainan terdengar di tempat ini. Banyak orang yang terus berlalu lalang hanya untuk mencoba beberapa permainan yang banyak tersedia di sini. Semua orang dengan berbagai umur berkumpul menjadi satu dengan satu tujuan.

“Nara, ayo kita pulang! Ini sudah malam loh..”Seru pria yang berdiri di sampingnya
“Sebentar, Sedikit lagi Wei!!”

Wei menghela nafas pelan. Wanita itu memang nampak sangat menikmati game yang ada di hadapannya, sebuah game pertempuran. Sudah satu jam lama nya ia memainkan itu.
“Baiklah, tapi habis ini sudah ya! Kalau tidak cepat pulang, kau bisa di marahi nanti!”Ujar Wei sambil mengacak – acak rambut Nara gemas
“Aish iya iya..”Nara mempoutkan bibir nya

Beberapa menit kemudian. Mereka pun sudah meninggalkan mall. Mereka memutuskan pulang dengan berjalan kaki.
“Memang nya kau tidak pegal?”tanya Wei
Nara menggeleng “Tidak! Kan ada kau..”

Wei menggenggam erat tangan Nara. Jalanan terlihat sedikit senggang, hanya beberapa mobil saja yang melewati jalan ini. Nara merogoh saku jaket nya lalu berhenti sesaat.
“Tunggu! Dimana ponsel ku?”Ucap nya sambil terus merogoh saku jaket nya seraya mencari
“Eh? Ada apa?”
“Ponsel ku tidak ada!! Apa jangan – jangan tertinggal di mall?”pikir nya
“Jinjjayo? Aish kau ceroboh sekali. Kalau ada yang mengambil nya, bagaimana?”
“Kita harus kembali..”ujar nya berbalik

Namun, langkah nya lagi – lagi terhenti. Beberapa pria bertubuh besar tiba – tiba saja berdiri di hadapan mereka. Nara menatap mereka bingung.

“Ada apa ini? Kalian menghalangi jalan kami!!”Seru Nara

Tapi seperti nya mereka sama sekali tidak perduli dengan pertanyaan – pertanyaan yang sedari tadi keluar dari mulut Nara. Perlahan mereka berjalan semakin mendekat. Salah satu dari mereka menarik kasar tubuh Wei menjauhi Nara. Beberapa kali Wei mencoba untuk melawan. Tentu Nara juga tidak tinggal diam. Ia segera menghajar mereka  “Yakk!! Mau apa kal—“

Wei menoleh dan mendapati Nara sudah tergeletak di tanah. Ia menatap seorang pria bertubuh besar yang tengah berdiri di samping Nara sambil membawa sebuah balok kayu.
“Nara!!”
“Yakkk! Sebenarnya apa yang kalian mau eoh!!”

Pria bertubuh besar itu tersenyum menyeringai kearah nya “Kami hanya menjalan kan tugas..”
“Selamat bermimpi indah..”
“Apa mak—“

BUGH~

Pandangan nya pun seketika saja kabur. Samar – samar ia menatap Nara dan mencoba meraih tangan nya hingga akhirnya pandangan nya menjadi gelap.

*Call my Name*

Ia mengerejapkan mata nya perlahan. Ia menatap sekeliling nya. Tempat ini terlihat sangat kotor dan tempat ini di penuhi bau aneh. Tak jauh dari nya terlihat beberapa tong – tong besi yang berjajar di sudut ruangan.

“Sehun?!”ujar nya sambil melihat pria itu tengah terikat di samping nya
“Dimana ini? Kenapa kita di ikat seperti ini dan ada apa dengan mu? Kenapa wajah mu memar seperti itu?”
“Aku juga tidak tau! Aku harus cepat melepaskan ikatan ini dan menolong Nara!!”
“Yakk! Nara cepat bangun!!”teriak nya


Tubuh Nara di ikat di sebuah kursi. Sedangkan tubuh mereka terikat oleh sebuah tali dengan kuat. Tiba – tiba saja seseorang masuk ke dalam ruangan itu. Sehun menatap nya tajam.
“Wah wah! Sepertinya kalian sudah bangun ya..” seru seseorang yang duduk muncul dari balik pintu
“Jaehyun?! Ada apa ini? Cepat lepaskan kami!!”
“Hmm.. bagaimana ya? Aku belum puas bermain dengan kalian!” Ujar Jaehyun sambil berjalan mendekati Nara

Sehun menatap Wei yang berada tepat di samping nya “Wei, aku punya rencana! Tolong bantu aku..”Bisik nya
“Apa yang bisa ku bantu?”
“Kau alihkan saja perhatiannya, Wei! Aku akan mencoba melepaskan ikatan ini!”bisik nya lagi
Wei mengangguk mengerti “Baiklah”
Jaehyun menyunggingkan senyuman kearah Sehun dan Wei lalu perlahan tangan Jaehyun menyentuh pundak Nara kemudian tanpa ragu ia melepas kancing paling atas pakaian yang di kenakan Nara.
“Yakk! Mau apa kau?!!”bentak Sehun
“Diam! Jangan ikut campur kalian!! Aku akan menyingkirkan siapa pun yang berani ikut campur masalah ku! 

Aku sudah memberi pelajaran pada Hyejin dan hari ini aku akan memberi kalian pelajaran juga!!”Jaehyun mengelus kedua pipi Nara
“Berhenti! Akan ku hajar kau jika menyentuh nya lagi!”ancam Wei
“Kau pikir kau bisa menghajar ku dengan keadaan begitu? Aku bebas melakukan apa pun yang aku mau!!” ujar nya kembali membuka kancing kedua pakaian wanita itu
“Yakk!! Ku bilang berhenti dasar pengecut!!”Bentak Sehun
Jaehyun menatap tajam Sehun “Pengecut kata mu?”
“Iya kau memang pengecut!! Jika berani ayo lawan aku! Kita bertarung  sampai mati!!”
Jaehyun mengelus pelan pipi Nara. Sehun menggeretakan giginya geram “Kenapa? Kau takut?! Ck. Dasar pengecut!!”
“Takut? Untuk apa aku takut pada mu? Aku hanya tidak ingin mengotori tangan ku ini hanya untuk menghajar orang seperti mu!! Lagi pula sebentar lagi kalian tidak akan pernah bertemu dengan ku dan Nara lagi”
“Apa maksud mu?”
“Aku dan Nara akan menikah dan akan ku bawa dia pergi agar kalian tidak bis—“
“Cih. Kau pikir aku mau?!!”
Secara serempak mereka menatap ke arah wanita itu.
Honey, akhirnya kau bangun juga..”
“Diam kau!! Aku bahkan tak berencana sama sekali untuk menikah dengan mu!! Aku ingin menikahi orang yang aku cintai dan bukan kau!”

Jaehyun mengepalkan tangan nya kuat. Perlahan ia berjalan mendekati Wei dan menatap pria itu tajam. Tak lama kemudian ia mencengkram kuat leher Wei “Apa yang kau maksud pria ini?!”

“K..kau bahkan tak pantas untuk Nara..”Ucap Wei menatap balik Jaehyun
“Benarkah? Ah iya hampir saja aku lupa! Seperti nya aku masih memiliki janji pada mu Wei-ah..”
“Bagaimana jika aku tepati saja malam ini?” lanjutnya
“Apa maksud—“
“Wei!!” pekik Nara

Jaehyun menancap sebuah pisau tepat di bahu kiri nya, di luka yang baru saja sembuh. Ia sedikit memutar pisau itu. Seketika itu juga darah segar keluar melalui celah luka itu. “Eghh si..sialan kau Jaehyun!!”Ucap Wei menahan

“Bukan kah sudah ku katakan padamu? Jika suatu saat aku akan membalas perbuatan mu waktu itu?!”Jaehyun tersenyum menyeringai
“Jaehyun hentikan!! Jangan lakukan itu!”teriak Nara
“Aku tidak akan berhenti sampai kau mau menerima ku sebagai suami mu, Nara-ah!!”
“Huh?! Suami katamu? Sampah seperti mu tak pantas menjadi suami Nara!”ejek Wei
Jaehyun menatap Wei geram “Apa katamu tadi?”
“Aku bilang, sampah seperti mu itu tidak pantas bersanding dengan Nara! Kau itu pecundang!!”
Jaehyun mencengkram kerah baju Wei lalu mengangkat nya ke atas. Jaehyun menatap nya tajam, terlihat jelas kemarahan di mata pria itu. Wei tersenyum tipis.
“Kenapa? Kau tersinggung?”
“Jangan banyak bicara kau! Akan ku lenyapkan kau terlebih dahulu!!” ujar nya

Jaehyun melempar tubuh Wei kasar hingga punggungnya terbentur dinding di sisi kanannya. Pria itu kembali mendekat, menghujam tubuh Wei dengan beberapa pukulan di tubuh nya. Wei yang masih dalam keadaan terikat hanya bisa menahan rasa sakit luar biasa yang tengah ia rasakan. Jaehyun dengan brutal menendang tubuh pria itu, menginjak dada nya penuh dengan amarah. Wei terlihat beberapa kali memuntahkan darah dari dalam mulut nya.

“Kau memang sampah! Kau pantas mati!!”Ujar nya tertawa gila
“Ku mohon hentikan Jaehyun!!”Seru Nara
Jaehyun menyeringai tajam “Jadi kau berharap aku menghentikan ini?”Pria itu semakin mengencangkan pijakan nya di atas dada Wei

“Uhuuk..uhuuk..”Wei kembali terbatuk mengeluarkan darah segar dari sela bibir nya, tubuh nya dipenuh dengan noda darah.

Nara menggigit bibir bawah nya “Jika itu mau mu, aku aka—“
“Ti..tidak! Ja..jangan terima tawaran dia!! K..kau tak boleh menikah dengan pria ini! Aku lebih baik mati dari pada membiarkan mu menikahi nya..”Ujarnya terengah
“Mati?! Jangan takut! Cepat atau lambat kalian semua akan mati disini..”Seringai menyeramkan itu kembali terukir di bibi Jaehyun
“A..apa maksudmu?”
“Aku sudah memasang beberapa bom di tempat ini!! Dan dalam beberapa menit benda itu akan…”
“BOOMMM!! Meledakkan kalian!!”Teriak nya sambil tertawa puas
“Kau memang gila Jaehyun!!”umpat Nara
“Ya..ya..ya..!! Aku memang sudah gila karna mu! Gila melihat mu yang lebih memilih sampah seperti dia dari pada aku!!”Untuk terakhir kalinya ia menendang tubuh Wei menjauh. Pria itu terlihat benar – benar sudah tak berdaya dengan seluruh luka yang ada di tubuhnya, ia hanya bisa terbaring di atas tanah yang dingin itu.
“Baiklah, cukup senang – senang nya!! Aku akan pergi sekarang…”
“Sampai jumpa..”Jaehyun melambai, dan beberapa detik kemudian..

BOOMM!

Terdengar ledakan dari arah kanan mereka. Api dengan cepat berkobar dari arah sana. Di saat itu pula Sehun telah berhasil melepaskan ikatan kuat dari tubuhnya. Ia segera berlari kea rah Nara dan melepaskan nya, lalu melepaskan Wei.

“Kita harus cepat keluar dari sini!!”suruh Sehun

Nara menghirup nafas dalam – dalam dan menghembuskan nya perlahan seraya menahan rasa takut nya. Wanita itu pun membopong Wei menuju pintu keluar di ikuti Sehun yang berjalan di belakang nya.

“A..ku ma..masih bisa jalan sendiri, Nara”ujar Wei terbata
“Dengan luka separah ini mana mungkin bisa!! Sudah kau diam saja”

Mereka pun berhasil menemukan pintu keluar nya. Nara segera menendang kuat pintu tersebut hingga terbuka. Bangunan itu kini hampir setengah terbakar. Nafas mereka terdengar terengah – engah “Aaah~ Akhirnya keluar juga..”seru Nara
“Uhuuk.. uhukk.. tunggu! Dimana Sehun?”Ujar Wei menatap sekelilingnya
“Huh?! Jangan – jangan??”Ia menatap pintu keluar yang baru di lewati nya

Nara bangkit. Wei menatap Nara dan memegang tangan nya seraya mencegah nya “Mau kemana kau? Jangan bilang kau akan kembali ke dalam?”
“Tentu saja! Aku harus kembali. Aku harus menolong Sehun!!”
“Tidak boleh! Kau diam saja disini, biar aku yang masuk kedalam!!”Wei berdiri, ia segera berjalan kea rah pintu dengan memegangi terus bahu kiri nya
Nara menahan nya “Kau pikir aku akan membiarkan mu masuk? Aku tidak mau terjadi sesuatu pada kalian berdua! Biar aku saja yang masuk”Seru nya yakin
“Tapi—“
“Lebih baik kau mencari bantuan! Seandainya aku tidak kembali nanti, to—“
“Bicara apa kau eoh!!”Ujar Wei memegangi kedua bahu Nara
Nara menatap Wei “Aku hanya –“
“Kau pasti bisa! Berjanjilah kau akan kembali!!”
Nara tersenyum sambil tetap menatap pria itu “Baiklah! Aku akan kembali pada mu, aku berjanji!!”
Wanita itu mengecup bibir pria itu sekilas “Terimakasih karna sudah memilih ku, Wei-ah! Aku mencintai mu…”

Asap hitam kini telah membumbung tinggi di langit. Wei merogoh saku celana nya dan mengambil ponsel hitam milik nya, ia segera menghubungi bala bantuan.  Ia terus memegang dada nya, entah kenapa jantungnya  sedari tadi terus bergedup kencang. Ia merasa sesuatu yang buruk akan datang “Semoga firasat ku ini tidak benar..”

Ditempat lain. Nara pun segera berlari ke dalam. Ia menutup hidung nya dengan lengan tangan nya. Ia mencari di setiap sudut bangunan sambil terus meneriaki nama pria tersebut “Sehunn!! Sehuunn!! Kau dimana?”

Beberapa menit kemudian ia pun berhasil menemukan nya. Dengan cepat Nara berlari kearah nya. “Yakk!! Di sini kau rupanya!! Kenapa kau diam saja? Ayo cepat keluar!!”
“Nara?! Kenapa kau masih disini?”Tanya Sehun terkejut
“Harus nya aku yang bertanya pada mu pabbo!”
Sehun membuka kepalan tangan kanan nya seraya menunjukkan sesuatu di balik nya, sepasang cincin.
“Aku mencari ini dulu, tadi terjatuh..”
Nara menjitak kepala Sehun pelan “Bodoh! Nyawa mu itu lebih penting tau!!”
“Tapi benda ini juga berharga untuk ku..”
Sehun meraih tangan kiri Nara dan memasangkan salah satu cincin di jari manis nya lalu tersenyum ke arah wanita tersebut.
“Aish! Sudahlah, ayo kita pergi!!”Seru Nara sambil menarik tangan Sehun

Kretek.

Nara terhenti sejenak, ia mendongak ke atas. Sebuah kayu terlihat akan jatuh ke arah mereka.  Nara segera mendorong tubuh Sehun menjauh. Kayu itu pun terjatuh tepat di hadapan Nara. Namun karna itu pula ia kini kehilangan pintu keluar nya, ia terjebak di sana.
“Yakk apa yang kau lakukan!! Gwenchana?”Teriak Sehun
“Ne gwenchanayo! Cepat kau harus keluar dari sini!!”jawab Nara
“Tapi bagaimana dengan mu??”
“Sudah cepat keluar saja! Aku akan mencari jalan keluar lain..”
“Baiklah! Aku akan segera meminta bantuan untuk menolong mu!! Tunggu lah sebentar..”
Sehun segera berlari ke luar bangunan. Di luar terlihat Wei sudah menunggu dengan raut wajah cemas. Wei segera mendekati Sehun ketika melihat nya keluar.
“Dimana Nara? Kenapa kau keluar sendiri?!”
“Di..dia masih ada di dalam..”
“Hah?”

Tak lama kemudian, beberapa mobil polisi dan pemadam kebakaran datang. Suara sirine ambulans juga ikut terdengar. Di saat itu pula tiba – tiba saja terdengar ledakan dari arah bangunan itu. Sehun dan wei membelalakan matanya terkejut “Na..ra?”

Beberapa orang pun keluar sambil membawa selang air dan menyemprotkan air itu kearah bangunan yang sudah terbakar seluruh nya. Rintik – rintik hujan perlahan turun dari arah langit.
Setelah beberapa jam mereka pun berhasil memadam kan api tersebut.
Para petugas mulai menyisir lokasi tersebut seraya menemukan Nara. Namun mereka tak menemukan apa pun.

“Bagaimana?”Tanya Sehun panik
“Maaf kami sudah mengerahkan seluruh kemampuan kami..”ujar seorang polisi
“Tidak mungkin! Ini Bohong kan!!”Seru Wei
 Tak lama kemudian sebuah mobil pribadi datang.
“Nara? Dimana Nara?”Ujar Hongbin
Sehun dan Wei hanya bisa menundukkan kepala nya. Hongbin menatap kedua orang itu tidak percaya
“Siapa yang berani melakukan ini?! Siapa yang berani melakukan ini pada Nara? Jawab aku!!”Bentak nya
“Jaehyun..”

SKIP—
1 tahun pun tlah berlalu setelah kejadian itu. Bahkan setelah setahun berlalu mereka masih merasakan duka mendalam, terutama bagi Hongbin. Karna hanya Nara lah keluarga satu – satu nya yang ia miliki, keluarga yang sangat berharga baginya. Setiap saat ia terus saja menyalahkan diri nya sendiri. Polisi juga sudah menangkap Jaehyun beberapa hari setelah kejadian itu dan dia sudah mendapatkan hukuman yang setimpal.

@Wei’s House

Wei menatap langit siang dari jendela kamar nya. Ia menghirup udara dalam – dalam dan menghembuskan nya.
“Masih terasa sakit..”
Wei mencengkram dada nya “Kenapa? Padahal kau sudah berjanji pada ku Nara? Kau akan kembali pada ku..”
“Aku tidak bisa melupakan mu! Entah kenapa aku selalu merasa jika kau masih ada di sini, aku yakin kau pasti akan menepati janji mu! Benarkan, Nara?”

@Taman

Hembusan angin perlahan bertiup menerpa wajah nya. Di sini sangat tenang dan hanya tempat ini yang mampu meringan kan sedikit beban yang tengah di rasakan nya. Tempat ini adalah tempat favorit mereka sejak dahulu, sejak pertama kali mereka bertemu. Ia menatap cincin yang ada di telapak tangan nya.
“Seharusnya kau tidak datang! Seharus nya aku saja yang terjebak disana bukan kau!!”
"Seharusnya aku bukan kau.."
“Maaf aku tidak bisa menjadi sahabat yang baik untuk mu…”
“Maafkan aku yang baru menyadarinya..”
Ia memejamkan mata nya “Seharusnya aku mengungkap kan perasaan ini padamu lebih awal, Nara-ah! Aku sangat menyesal karna pernah meninggalkan mu..”
Sehun menggenggam erat benda itu “Aku mencintai mu…”

--THE END--


Gimana? Aneh kan? Jelek? sepertinya begitu.. 
udah lama banget gak bikin ff sad end, pas bikin hasilnya malah gini.. hadehhh~~
Aku punya renca buat bikin squel buat Fanfict ini dengan judul, alur dan sudut pandang yang berbeda.. 
Aku akan sangat senang jika kalian mau membaca karya ku lagi, apalagi memberi saran dan kritiknya..
apa pun saran dan kritik itu pasti akan ku terima^^ 
sekali lagi terimasih telah membaca^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar